A.Pengertian
Beberapa
pengertian menurut para ahli mengenai Glaukoma, yaitu :
1).Long Barbara,
1996
Glaukoma adalah
sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra okuler.
2). Chandler &
Grant (1977)
Glaukoma adalah
suatu keadaan pada mata, dimana ditemukan kenaikan tekanan bola mata yang sudah
menyebabkan kerusakan/kelainan pada diskus optikus dan lapang pandangan.
3).Arif, 1999
Suatu keadaan
tekanan intra oculer / tekanan dalam bola mata cukup besar untuk menyebabkan
kerusakan pupil, saraf optik dan kelainan lapang pandang.
4).Sidarta
Ilyas,2000
Glaukoma adalah
suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peningkatan tekanan bola
mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.
B.Etiologi
Penyebab
terjadinya Glaukoma itu adalah :
1)Pada Glaukoma primer, yaitu:
Akut (Dapat disebabkan karena trauma).
Akut (Dapat disebabkan karena trauma).
Kronik
Dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti :
Dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti :
Diabetes
mellitus, Hipertensi , Arterisklerosis ,
Pemakaian kortikosteroid jangka panjang. Miopia tinggi dan progresif.
2).Dari etiologi diatas
dapat menyebabkan sudut bilik mata yang sempit.
Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain seperti : Katarak, Perubahan lensa, kelainan uvea, Pembedahan
Disebabkan penyakit mata lain seperti : Katarak, Perubahan lensa, kelainan uvea, Pembedahan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GLAUKOMA
KASUS PEMICU
Tn w 40thn dirawat di RS karena kehilangan
penglihatan,sisi samping (perifer), sakit kepala, penglihatan kabur, melihat
pelangi bila melihat sumbar cahaya terang. Pada pemeriksaan didpat pupil yang
lebar dan iregular, edem perifer corne, kongesti pembuluh darah episkleral dan
konjungtiva, COA yang sempit. Pemeriksaan tonometri TIO diatas 21mmHg, diduga
faktor utama yang berperan dalam meningkatnya TIO, antara lain karena kecepatan
produksi Aqueos humor oleh badan silia, resitensi aliran aqueos humor melalui
jaringan trabekular dan kanal schlemna/ tekanan vena epislera. Dokter
berkolaborasi dengan perawat dalam pemberian tetes mata beta bloker(trimolol,
betaxolol, cateolol, levobunolol, metripranolol) yang kemungkinan akan
mengurangi pembentukan cairan di dalam mata dan TIO.
A.
Pengkajian
I.
Identitas
Nama :
Tn.W
Jenis kelamin :
Laki-laki
Umur :
40 tahun
Status perkawinan :
Sudah Menikah
Pendidikan :
SMP
Suku/Bangsa :
Indonesia
Alamat :
Ds Semanding - Tuban
Pekerjaan :
Petugas parkir
Sumber informasi
: Pasien
II.
Keluhan Utama : penglihatan kabur
III.
Riwayat
Keperawatan
v Riwayat Penyakit Sekarang :
P : Tn.W
dibawa ke RS karena mengalami penglihatan kabur setelah kemarin menglami benturan
pada matanya saat bekerja. Tn.W juga merasakan tidak dapat melihat di sisi
samping, dan sellu melihat ada pelangi saat melihat lampu yg terang. Setelah
mengalami benturan, mata Tn.W dikompres istrinya dengan air dingin.
Q : penglihatan
kabur dirasakan setelah Tn.W mengalami benturan pada matanya.
R : di daerah
matanya
S :
penglihatan yang kabur dirasakan sangat mengganggu aktivitas pekerjaan Tn.W,
sampai-sampai beliau sering berpegangan saat berjalan karena takut jatuh
T :
penglihatan kabur lebih dirasakan saat siang hari dan saat malam hari jika
terkena sinar lampu.
v Riwayat
Penyakit Dahulu : Tn.W tidak pernah mengalami penyakit mata sebelumnya.
v Riwayat
Penyakit Keluarga : menurut keterangan klien tidak ada keluarga yang mmiliki
penyakit mata dan DM serta HT.
IV. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
v Keadaan Umum :
§ Mata Tn.W
terlihat masih memar
§ Tn.W tampak
lelah
§ Mata Tn.W
terlihat merah
v TTV :
§ S : 37 celcius
(normal 36,5 – 37,5 celcius)
§ N : 80 x/menit
( 60 – 100 x/menit)
§ TD : 120/80mmHg
(<=120-130, <=80 mmHg)
§ RR : 18 x/menit
(16 – 20 x/menit)
V.
Body System
v B1 (Breathing)
§ Tn.W tampak
lelah
§ Bentuk dada
normal
§ Tidak menggunakan
otot bantu pernapasan
§ PCH (-)
§ Suara
pernapasan tambahan (-)
§ Pola napas
teratur dengan RR 18 x/mnt
v B2 (Blood)
§ Didapatkan
tekanan darah yang normal (120/80 mmHg)
§ Nadi normal
(Nadi 80 x/mnt)
§ Tidak ada
sianosis
§ CRT normal
(< 3 detik)
v B3 (Brain)
§ Terlihat cemas
§ Kesadaran
compos mentis dengan GCS 456
§ Pupil yg
melabar dan irreguler
§ Edema epitel
kornea
§ Congesti pemda
episkleral & konjungtiva
§ COA sempit
§ Pemeriksaan TIO
> 21 mmHg
§ Saat dirangsang
cahaya yang terang pasien mengeluh melihat pelangi
v B4 (Bladder)
§ Produksi urin
normal min 400 cc/hari
§ Tdk ada
pemberian ciaran parenteral
v B5 (Bowel)
§ Anorexia
§ BB mnurun
§ Mulut bersih
§ Peristaltik
meningkat 25 x/mnt
v B6 (Bone)
§ Tn.W terlihat
lelah
§ Mampu
mggerakkan sendi dg bebas
V. Pemeriksaan penunjang
1. Tonometri : Alat ini berguna untuk menilai tekanan
intraokular. Tekanan bola mata normal berkisar antara 10-21 mmHg.
2. Gonioskopi : Sudut bilik mata depan merupakan tempat
penyaluran keluar humor akueus. Dengan gonioskopi kita berusaha menilai keadaan
sudut tersebut, apakah terbuka, sempit atau tertutup ataukah terdapat
abnormalitas pada sudut tersebut.
3. Penilaian diskus optikus : menggunakan opthalmoskop
kita bisa mengukur rasio cekungan-diskus (cup per disc ratio-CDR). CDR yang
perlu diperhatikan jika ternyata melebihi 0,5 karena hal itu menunjukkan
peningkatan tekanan intraokular yang signifikan.
4. Pemeriksaan lapang pandang : penting dilakukan untuk
mendiagnosis dan menindaklanjuti pasien glaukoma. Lapang pandang glaukoma
memang akan berkurang karena peningkatan TIO akan merusakan papil saraf
optikus.
B.
ANALISA DATA
v Analisa data 1
DATA
|
ETIOLOGI
|
PROBLEM
|
Ds :
Tn.W mengatakan penglihatannya kabur setelah mngalami benturan pada
matanya saat bekerja
Do :
keadaan umum
& pemfis
-
Mata Tn.W
terlihat masih memar
-
Tn.W tampak
lelah
-
Mata Tn.W
terlihat merah
-
Pupil yg melabar
dn irreguler
-
Edema epitel
kornea
-
Congesti pemda
episkleral & konjungtiva
-
COA sempit
-
Saat dirangsang
cahay yg terang pasien mengeluh melihat pelangi
-
Pemeriksaan
tonometry : TIO > 21 mmHg
|
Trauma mata
Peningkatan Tekanan Intra
Okuli (TIO)
Penekanan bola mata oleh
cairan aqueus
Tekanan pada syaraf optic
retina
Kerusakan syaraf optic dan
retina
Penipisan serat syaraf dan inti
bag.dalam retina
Atrofi discus opticus
Hilangnya pandangan perifer
Gangguan persepsi sensori
(penglihtan)
|
Gangguan persepsi sensori
(penglihatan)
|
v Analisa data 2
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
DS :
Klien mengatakan penglihatan
kabur, sakit kepala dan seperti melihat pelangi bila melihat cahaya yang
terang.
DO :
keadaan Umum :
- Pupil melebar dan terkadang irreguler
- Edema epitel kornea
- Lemah, Lelah, Pergerakan klien berkurang
TTV :
- TD : 110/80 mmHg
- N : 80x/menit
- S : 38 C
- RR : 20x/menit
|
Irreversible
(kebutaan)
Pembedahan
Interupsi
(insisi bedah)
Nyeri
Gangguan rasa nyaman nyeri
|
Gangguan rasa nyaman nyeri
|
C.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Gangguan
persepsi sensori : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan
sensori
2.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
interupsi / insisi bedah
D.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/tgl
|
No. Diagnosa
|
Intervensi
|
Rasional
|
21 Maret 2012
|
1. Gngguan persepsi sensori (penglihatan) b.d hilangnya
pandangan perifer sekunder dr peningkatan TIO > 21 mmHg
Tujuan :
Dalam waktu 3x24 jam menunjukkan
penggunaan penglihatan yang optimal
Criteria hasil ;
-
Pasien berpartisipasi dalam program
pengobatan
-
Pasien akan mempertahankan lapang
ketajaman penglihatan lebih lanjut
-
Pemeriksaan TIO kmbali normal antara
10-21 mmHg
-
COA kembali luas
-
Pupil normal jka diberi rangsang chaya
akan mengecil
-
Dan klien tdk melihat pelangi lg saat
dirangsang chaya terang
|
1. Kaji derajat / tipe kehilangan
penglihatan
2. Dorong klien untuk mengekspresikan
perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan
3. Lakukan tindakan untuk membantu pasien untuk
menangani keterbatasan penglihatan, contoh, atur perabot, perbaiki sinar dan
masalah penglihatan malam
4. Kolaborasi :
-
Berikan obat tetes mata beta bloker misalnya
timolol, betaxolol, cartexolol, levabunolol, metipranolol
|
1. mengetahui harapan masa depan klien
dan pilihan intervensi
2. intervensi dini untuk mencegah kebutaan,
klien menghadapi kemungkinan / mengalami kehilangan penglihatan sebagian atau
total.
3. Dapat mempermudah pasien dlm beraktivitas.
4. Dapat mengurangi TIO dan mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lebih lanjut.
|
Selasa 20 maret 2012
|
2.
Gangguan rasa nyaman nyeri
Tujuan :
Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam
pasien mengatakan nyerinya berkurang.
|
1. Kaji tingkat nyeri
2. Pantau derajat nyeri mata setiap 30 menit selama
fase akut.
3. Siapkan pasien untuk pembedahan sesuai peranan.
4. Pertahankan tirah baring ketat pada posisi semi
fowler
5. berikan lingkungan gelap dan terang.
|
1. Mengetahui tingkat nyeri untuk memudahkan
intervensi selanjutnya.
2. Untuk mengidentifikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan
3. Setelah TIO terkontrol pada glaucoma sudut
terbuka, pembedahan harus dilakukan untuk secara permanen menghilangkan blok
pupil.
4. Tekanan pada mata ditingkatkan bila tubuh
datar
5. stress dan sinar mienimbulkan TIO yang
mecetuskan nyeri.
|
E.
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
HARI/TGL
|
DIAGNOSA
|
JAM
|
Implementasi
|
TTD
|
Selasa/ 13
maret
2012
|
Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d
hilangnya pandangan perifer sekunder dr peningkatan TIO > 21 mmHg
|
07.00
|
1.
Mengkaji derajat / tipe kehilangan
penglihatan
2.
Mendorong klien untuk mengekspresikan
perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan
3.
Melakukan tindakan untuk membantu pasien untuk
menangani keterbatasan penglihatan, contoh, mengatur perabot, perbaiki sinar
dan masalah penglihatan malam.
4.
Memberikan obat tetes mata : beta bloker (timolol)
|
|
Selasa/20
maret 2012
|
Gangguan rasa
nyaman nyeri
|
1. Mengkaji tingkat nyeri
2. Memantau derajat nyeri mata setiap 30 menit selama
fase akut.
3. Menyiapkan pasien untuk pembedahan sesuai peranan.
4. Mempertahankan tirah baring ketat pada posisi semi
fowler
5. Memberikan
lingkungan gelap dan terang.
|
F.
EVALUASI
KEPERAWATAN
HARI/TGL
|
DIAGNOSA
|
Evaluasi
|
TTD
|
Rabu, 13
maret 2012
|
Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d
hilangnya pandangan perifer sekunder dr peningkatan TIO > 21 mmHg
|
S : Tn.W mengatakan penglihatan sudah tdk kabur lagi
O :
-
Pemeriksaan tonometry TIO 15 mmHg
-
Visus/ ketajaman 6/6.
-
COA kembali luas
-
Pupil mengecil saat diberi chaya
-
Dan klien tdk melihat pelangi lg saat
dirangsang chaya terang
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi, pertahankan hasil
|
|
Rabu, 13
maret 2012
|
Gangguan rasa
nyaman nyeri
|
S : -
klien mengatakan nyeri berkurang dan
klien mengatakan tidak menahan nyeri lagi
O :
- klien
tampak sehat
- wajah klien
tampak lebih rileks
- keadaan umum klien kembali normal
A :
masalah teratasi sebagian
P :
lanjutkan intervensi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar