Papan Kelas atas
By: Tri Hardiansyah
Setelah berjalan lebih dari dua bulan, ku coba memahamimu,
mengerti dan memendam rasa sakit yang timbul akibat ulah mu, ku biar kan
menunduk di bawah terikkan matahari yang panas, melaras kan luka yang
memberikan kedinginan, mencoba bersabar meski pun engkau tak mengerti sehingga
detak jantung yang biasanya berlari cepat mulai berlahan-lahan melangkah dengan
lemah tiada tertara.
Awan yang putih telah engkau ganti warnanya gelab seketika,
tiada ku sangka mulut mu yang manis menggoreskan sandiwara yang sangat indah
menusuk jantung dan seluruh tubuh ku
sehingga diriku tak berdaya lagi untuk mengenalmu lebih dalam lagi, apalah
salah ku sehingga engkau tombak diriku dengan berbagai kisaran yang tajam,
sekarang diriku hanya mampu terdiam tiada bergeming dan berpikir terimakasih
atas warna yang pernah engkau ukir di dalam jiwaku, terimakasih atas pelajaran
yang tak mungkin ku dapat dari sebuah jendela dunia dan terimakasih telah
mengisi ruang hati ku yang kosong, diriku sekarang mendekat tak mampu berbicara
pun hanya bisa membisu, ku akui Sandiwara mu memang papan kelas atas
menancapkan luka yang teramat dalam, menghentikan aliran darah ku yang selalu
mengalir, merapuhkan tulang-tulangku ini, tapi ada sebuah kata yang sangat
tersirat dalam hatiku yang mengalir dari butir-butiran saraf ku sebuah kata
yang selalu membuat ku untuk selalu menghargai seseorang “Jarum Jam itu pasti
berputar dengan waktu yang berbeda sehingga tinggal kitalah untuk mengerti arti
sebuah perubahan.”
Sekarang hampa, suram, pekat, semua menyatu dalam rumpun hati
ku ini melihat langit pun seakan dia menertawakan ku, mentari memberi tepuk
tangan atas indahnya engkau mengobrak-abrik perasaan dan jiwa ku. Sungai-sungai
yang mengalir berhenti sejenak mengisi aliran air mata yang tak mampu di
bendung pelupuk mata rasanya ingin ku berlari sekuat tenaga hingga lepas semua
raga ku ini, memekik sebesar-besarnya sampai robeklah jiwa ini dan menangis
sepuasnya sehingga dunia ini pun tak mampu mengalirkan air mata ini. Tapi semua
cerita itu akan berakhir dan inilah saatnya sandiwaramu terhadap ku berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar