Tampilkan postingan dengan label Memori Ku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Memori Ku. Tampilkan semua postingan

2 Januari 2012

Kita yang Punya Harapan

          Siapa yang tak mempunyai harapan? Harapan merupakan rangkaian mimpi yang perlu perjuangan bukan angan-angan, bukan salah anda jika anda sudah berusaha dengan gigih dan keras akan tetapi kemudian anda tidak diberikan sesuai dengan mimpi dan harapan anda, karena kita yang punya harapan juga ditentukan dengan dua hal yaitu Takdir dan Usaha yang kita perbuat.
          Jika harapan kita meleset bahkan jauh terpental dari apa yang kita inginkan, janganlah menyesal karena tak ada manusia yang sempurna dan kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan kita Allah swt. Nikmati sajalah proses yang mungkin karena kesalahan hal yang kita lakukan pada hari sebelumnya ataupun inilah sekanario yang sudah ditulis dalam drama hidup kita, dan semua itu akan indah pada waktunya jika kita berani untuk berbuat sebaiknya sebab sesuatu yang diawali dengan perjuangan terbaik insyaallah akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.
          Pernah kah Anda memimpikan sesuatu misalnya bermimpi untuk melanjutkan keperguruan tinggi negeri yang tenar dijagat raya ini kemudian anda mengalami kegagalan, tiba-tiba anda melanjutkan keperguruan tinggi luar negeri(swasta), jangan pernah bersedih karena kegagalan itu merupakan dekatnya dengan kesuksesan yang perlu di perbaharui dan lebih kencang lagi berusaha, nikmati sajalah proses di luar negeri(swasta) itu dengan perjuangan yang keras mungkin Tuhan sedang menguji keindahan mimpi mu itu dengan keindahan yang luar biasa di persiapkannya. Jika engkau mendapat sesuatu itu dengan mudah maka kesannya mudah pula hilang tanpa ada nikmat dan sejarah dalam perjuangan kita, maka dari itu buatlah sejarah dalam hidup ini jagan hanya jadi penikmat sejarah, ciptakanlah sejarah anda menjadi orang bertaqwa, sabar, gigih dan pejuang sejati, hidup ini perlu perjuangan dan doa mu.
          Mari bermimpi dengan usaha terbaik agar kelak mimpi itu memang hasil jerih payah kita yang luar biasa baik dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa.

9 Juli 2011

Petak Umpet Tuhan

Petak Umpet Tuhan
(Tri Hardiansyah)
            Pagi yang masih terasa dingin karena di guyur hujan hingga permukaan bumi masih terlihat sembab, embun pun kian terlihat jernih menetes dari dedauan, kabut pagi masih terlihat asyik menyelimuti bangunan-bangunan yang indah dan penuh warna itu, seberjik cahaya lampu memantul dari jendela membuat ku tersentak bangun dari tidur yang letih dalam sejam.
            Aku tak bisa tidur lantaran layar monitor yang menolak ku tadi malam, ku bayangkan ribuan orang lulus dan puluh ribuan orang tak lulus dan aku termasuk dalam puluhan itu, ku rasakan betapa letihnya mengarungi semangat yang naik turun karena gelombang kegagalan yang mengintai, dan kusarakan betapa sulitnya ku jalani kehidupan ini, berjuang mulai dari tanah yang berlumpur kemudian tandas di dalam peperangan yang menghimpit bulu nadi ku, berbagai macam kabar dari teman-teman ku, ada yang tertawa geli karena dia lulus dan kemudian menaksehati ku dengan prihatin seolah diriku tak mampu lagi bernafas dan dia ucapakan  shadat karena nafas ku sudah di tenggorokkan dan ada juga yang bergembira meski gagal, ada yang terlarut dalam ke perihan ini, keperihan yang tak dapat dirasakan oleh siapa pun kecuali mata hati mereka sendiri, berdiri tegap aku pada mereka melancarkan bantuan-bantuan yang mugkin tak juga dapat membuat mereka selamat ku katakan kepada mereka,
“Allah berkata lain untuk mu dan aku karena itu semnagatlah,”
“Tuhan tak sejalan dengan ku, dan aku tak setegar dirimu”
“Aku mengerti, sobat, mungkin telah di rangkai sebuah tulisan yang indah di dadalam buku malaikat akan realita dan liku-liku kehidupan kita, dan sekarang kita berada di tikungan yang tajam yang menanjak yang harus di tancap gas penuh strategi hingga mencapai sebuah ke indahan yang semerbak harumnya”
“Tapi kapan semuanya akan berakhir, apakah Tuhan tak mengerti nasip ku dan nasip keluarga ku yang mengharapkan aku mampu untuk menyumbangkan perbaikan kehidupan dan tatanan kelurga ku, yang terus di himpit bumi ini”
“Sobat Allah itu maha segalanya, Allah itu tidak tuli dan Allah itu tidak tidur Dia akan membalas semua usaha kita, jika belum sekarang mungkin nanti di saat engkau akan benar-benar membutuhkannya, karena itu bersyukurlah dan tetap semnagat, setidaknya kita telah beurusaha untuk bisa lulus”
“Jika Tuhan maha segalanya mana mungkin Dia membiarkan aku tertatih-tatih dalam kegagalan yang nyata ini, dan di mana Tuhan itu berada, dimana Dia”
“Sobat Allah itu lebih dekat dari urat leher mu, Dia yang menemani hati kecilmu itu menangis, Tak perlu kau cari Allah dia sudah tau maksudmu, Dia telah melukiskan semuanya sebelum kita turun ke dunia ini, kita ini bagaikan main petak umpet denagan Tuhan jika kita berusaha mencari yanh tertulis maka kita akan mendapatkannya, ada yang mudah di cari dan ada yang sulit, dan saat ini Tuhan lagi bersembunyi dalam sebuah ke indahan yang yang telah dia persiapkan, dan kita ini bak mencari emas di perut bumi ini, jika kita berusaha dan gigih mencarinya lama-lama kita akan mencapainya jika kita putus asa emas kita akan hilang di tangan orang lain, sekarang engkau tak boleh menyalakan Tuhan karena Tuhan maha segalanya Dia memberikan permainan bak sebuah petak umpet, menguji seberapa sungguh-sungguh mimpi mu itu, dan akan memper kuat pertahanan mimpi mu itu, ambilah pelajaran yang terlukis dari perjalanan hidup ini.”
            Aku terpaku dalam kata-kata yang memang terkadang keluar dari otak ku, membaur menjadi satu, meski terlihat tegar nan gagah aku lapuk, letih dan lemas tak berdaya menghadapi petak umpet Tuhan, Tuhan terlalu bersembunyi dalam permainan ini, dada ku resa bukan kepalang, air mata bak air hujan mengguyur semalaman suntuk hingga tidur pun aku hanya satu jam, ku berkata dalam hati mungkin Tuhan telah menghukum ku, atau Tuhan mengazab ku lantaran aku ini terlalu berdosa dan mudah putus asa, tetapi pikiran lain lahir dalam lubuk hati ku, ah sudahlah mungkin Tuhan telah mempersiapkan kado teridah untuk ku, untuk semua usaha yang berakhir tragis ini, untuk mimpi yang di lelang waktu hingga belum mampu ku capai, Bukan kah Tuhan telah menjanjikan sebuah ke nikmatan yang besar jika aku sabar dan bersungguh-sungguh.
            Aku sepertinya bagian dari orang sumatera yang beriramakan jawa, mudah putus asa dan bangkit kembali, meski kegagalan sepertinya sudah menjadi pengintai terhebat dan musuh yang amat tangguh bagi ku, hingga aku bermain, meloncat sana-sini dan aku pun masih kalah dalam melawan ke gagalan, ku pandangi wajah ku yang masih tergumpal-gumpal sisa air mata dan kusapu, waktu telah membuat kegagalan mengintai ku, dan kemalasan membuat ku menyesal, ku pandang lagi wajah ku dan aku berkata “apakah memang layak aku mencapai mimpi ku” kemudian tak sempat aku berpikir datang cicak yang menghampiri ku seakan berkata “hasilmu itulah gambaran dari usahamu, berjuanglah lebih keras lagi” dan cicak itu pun pergi cahaya lampu terus memantulkan cahayanya melaluit cermin motor kemudian berbelok ke arah cermin yang lebih besar, ku tatap wajah ku
“Tuhan cukuplah permainan petak umpet ini, aku disini terlahir sebagai pemenang, jika hal sekecil ini ku risaukan maka itu bukanlah sang juara, aku harus menang, tak ada waktu lagi buat ku bercanda gurau dengan malas, kegagalan telah merenggut empat piala yang membuat ku sebagi penonton, aku berdiri untuk menang, untuk sebutir senyum ibu dan bapak ku, aku akan berusaha sekuat tenaga setalah apa yang Engkau beri untuk ku, aku akan menang dan bantulah aku wahai Tuhan”
            Bergumpal-gumpal cahaya mentari ikut menghapus rasa sedih dan risau ku, melambaikan cahayanya dari jendela, embun-embun ikut berlari dari rasa sedih ku, dan nyamuk-nyamuk pun pergi, beranjak ku pergi dari depan cermin untuk menyiram sekujur tubuh ku yang sedikit lelah tumbang dari kegagalan yang menyeret tidur malam ku, dan butiran nasi sudah tiga hari ini tak masuk ke perut ku lantaran di jegat rasa frustasi, sekarang ku basuh seluruh tubuh ku memulai jalan yang baru dan kehidupan yang lebih baru, menghadapi tantangan Tuhan dalam petak umpet yang lebih sulit lagi.
          Meski mimpi dan takdir Tuhan itu aneh bahkan lebih aneh dari orang gila dan putus cinta, aku akan membuat pelajaran tersendiri, mimpi itu harus terhuwud nanti, itulah di benakku.

18 Juni 2011

Pemenang dan sang Juara


Saat Ku mengarungi perjalanan, ku pahami sahabatlah yang selalu menemani


Meski terkadang terasa berat di kepala tetapi senyum sahabat pengobat semuanya


Kerap kali terasa bosan hingga amarah memuncak, tetapi ku coba pula berpikir keras
untuk hidup dan masa depan ku yang selalu ku inginkan lebih baik


Ku ingin meloncat setinggi-tingginya menggapai mimpi yang merajut masa depan yang gemilau, memekikan suara kemenangan, merasa bahagia dengan senyum yang terindah

11 Mei 2011

Kata-kata Motivasi



Aku bukanlah harimau yang gagah aku juga punya hati, itulah kata2 sahabatku saat semua telah tersirat jernih tak berbekas
HIDUP PERLU BAHAGIA BUKAN TEGANG DENGAN KEADAAN, itulah alunan bicaraku yang berantakkan tapi sedikit bermakna
Dengan bicara semuanya selesai tusukkan gendang telinga dari seorang ibu ku yang bijaksana
Engkau diciptakan untuk bertaqwa dan untuk berjuang hadapilah ujian hidup semuanya tanpa menyerah dan jangan pernah pulang atas ujian itu teror kebijaksanaan dari seorang bapakku

Coba pahami jika anda bisa berpikir mengapa anda tidak bisa bekerja

10 April 2011

Papan Kelas atas


Papan Kelas atas
By: Tri Hardiansyah

Setelah berjalan lebih dari dua bulan, ku coba memahamimu, mengerti dan memendam rasa sakit yang timbul akibat ulah mu, ku biar kan menunduk di bawah terikkan matahari yang panas, melaras kan luka yang memberikan kedinginan, mencoba bersabar meski pun engkau tak mengerti sehingga detak jantung yang biasanya berlari cepat mulai berlahan-lahan melangkah dengan lemah tiada tertara.
Awan yang putih telah engkau ganti warnanya gelab seketika, tiada ku sangka mulut mu yang manis menggoreskan sandiwara yang sangat indah menusuk jantung dan  seluruh tubuh ku sehingga diriku tak berdaya lagi untuk mengenalmu lebih dalam lagi, apalah salah ku sehingga engkau tombak diriku dengan berbagai kisaran yang tajam, sekarang diriku hanya mampu terdiam tiada bergeming dan berpikir terimakasih atas warna yang pernah engkau ukir di dalam jiwaku, terimakasih atas pelajaran yang tak mungkin ku dapat dari sebuah jendela dunia dan terimakasih telah mengisi ruang hati ku yang kosong, diriku sekarang mendekat tak mampu berbicara pun hanya bisa membisu, ku akui Sandiwara mu memang papan kelas atas menancapkan luka yang teramat dalam, menghentikan aliran darah ku yang selalu mengalir, merapuhkan tulang-tulangku ini, tapi ada sebuah kata yang sangat tersirat dalam hatiku yang mengalir dari butir-butiran saraf ku sebuah kata yang selalu membuat ku untuk selalu menghargai seseorang “Jarum Jam itu pasti berputar dengan waktu yang berbeda sehingga tinggal kitalah untuk mengerti arti sebuah perubahan.”
Sekarang hampa, suram, pekat, semua menyatu dalam rumpun hati ku ini melihat langit pun seakan dia menertawakan ku, mentari memberi tepuk tangan atas indahnya engkau mengobrak-abrik perasaan dan jiwa ku. Sungai-sungai yang mengalir berhenti sejenak mengisi aliran air mata yang tak mampu di bendung pelupuk mata rasanya ingin ku berlari sekuat tenaga hingga lepas semua raga ku ini, memekik sebesar-besarnya sampai robeklah jiwa ini dan menangis sepuasnya sehingga dunia ini pun tak mampu mengalirkan air mata ini. Tapi semua cerita itu akan berakhir dan inilah saatnya sandiwaramu terhadap ku berakhir.