Tampilkan postingan dengan label Perubahan Kadal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perubahan Kadal. Tampilkan semua postingan

2 Januari 2012

Kita yang Punya Harapan

          Siapa yang tak mempunyai harapan? Harapan merupakan rangkaian mimpi yang perlu perjuangan bukan angan-angan, bukan salah anda jika anda sudah berusaha dengan gigih dan keras akan tetapi kemudian anda tidak diberikan sesuai dengan mimpi dan harapan anda, karena kita yang punya harapan juga ditentukan dengan dua hal yaitu Takdir dan Usaha yang kita perbuat.
          Jika harapan kita meleset bahkan jauh terpental dari apa yang kita inginkan, janganlah menyesal karena tak ada manusia yang sempurna dan kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan kita Allah swt. Nikmati sajalah proses yang mungkin karena kesalahan hal yang kita lakukan pada hari sebelumnya ataupun inilah sekanario yang sudah ditulis dalam drama hidup kita, dan semua itu akan indah pada waktunya jika kita berani untuk berbuat sebaiknya sebab sesuatu yang diawali dengan perjuangan terbaik insyaallah akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.
          Pernah kah Anda memimpikan sesuatu misalnya bermimpi untuk melanjutkan keperguruan tinggi negeri yang tenar dijagat raya ini kemudian anda mengalami kegagalan, tiba-tiba anda melanjutkan keperguruan tinggi luar negeri(swasta), jangan pernah bersedih karena kegagalan itu merupakan dekatnya dengan kesuksesan yang perlu di perbaharui dan lebih kencang lagi berusaha, nikmati sajalah proses di luar negeri(swasta) itu dengan perjuangan yang keras mungkin Tuhan sedang menguji keindahan mimpi mu itu dengan keindahan yang luar biasa di persiapkannya. Jika engkau mendapat sesuatu itu dengan mudah maka kesannya mudah pula hilang tanpa ada nikmat dan sejarah dalam perjuangan kita, maka dari itu buatlah sejarah dalam hidup ini jagan hanya jadi penikmat sejarah, ciptakanlah sejarah anda menjadi orang bertaqwa, sabar, gigih dan pejuang sejati, hidup ini perlu perjuangan dan doa mu.
          Mari bermimpi dengan usaha terbaik agar kelak mimpi itu memang hasil jerih payah kita yang luar biasa baik dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa.

18 Juni 2011

Pemenang dan sang Juara


Saat Ku mengarungi perjalanan, ku pahami sahabatlah yang selalu menemani


Meski terkadang terasa berat di kepala tetapi senyum sahabat pengobat semuanya


Kerap kali terasa bosan hingga amarah memuncak, tetapi ku coba pula berpikir keras
untuk hidup dan masa depan ku yang selalu ku inginkan lebih baik


Ku ingin meloncat setinggi-tingginya menggapai mimpi yang merajut masa depan yang gemilau, memekikan suara kemenangan, merasa bahagia dengan senyum yang terindah

29 Mei 2011

Keraguan Ku Tandas

            Ketika aku posting dengan judul Ragu, aku terperanjat dengan seorang yang kakinya sudah satu tetapi bisa memanjat patung HI yang jika di pikir-pikir mustahil untuk bisa di panjat oleh orang-orang seperti mereka, dengan itu hati ku terasa teramat berkobar semangatnya, bagaikan api yang memakan kertas yang sudah kering dan dedaunan yang berkeliaran yang tak pernah dibercik setetes air.
            Yakin itulah yang ku miliki sekarang senjata yang teramat tajam jika ditancapkan di dalam hati kita, karena dengan yakin seluruh anggota badan kita yang sudah tidak yakin akan ikut pemimpinnya (Hati) yang telah yakin akan kebenaran dan janji-janji dengan meyakini berarti kita telah memiliki separuh dari kemenangan, Yakin akan Allah itu maha pengasih dan penyayang, yakin akan Allah itu bersama kita maka keyakinan kita akan bertambah besar,
jikalau diri kita sudah tidak yakin bagaimana kita dapat meyakinkan orang lain?.
           Ku layangkan dan ku buang jauh-jauh keraguan ku selama ini, hingga keraguan ku tertandas di atas keyakinan. Aku akan menggapai mimpiku dari anak desa yang terisolir hingga menjadi orang terpenting di bangsaini.Aamiin

8 Mei 2011


(Arab, Dewa, Ekspresi, Tiga Lekong, Tower,Kondor,Jidad dan Oli)
(Tri hardiansyah)
            Serbuk-serbuk awan masih terlihat menggumpal, berjatuhan menjelma menjadi butiran-butiran cahaya yang mengelupas kulit bumi yang sudah teramat panas, menggugurkan dedaunan yang harus mengikhlaskan tangan dan jari-jari untuk mengangkatnya dari konblok ke dalam tong sampah.
            Sembilan Cowok yang terlihat sangat berbeda membuat semua nama yang telah di buat dengan syair ayat-ayat yang indah dengan susah payah terlihat berganti, ketika kelas yang lama telah terpindahkan. Nama yang aneh membuat kadang kalah orang-orang marah.
            Kelas yang riuh bagaikan pasar karena perbandingan antara cewek dan cowok jauh beda. Sembilan cowok yang aneh dengan nama yang aneh, nama-nama itu berbaur ketika Si Oli menjelma membuat nama di kelas yang terkasat mata brantakkan sadis dan banyak yang lainnya, Si Ekspresi yang terlihat diam menjadi bahan sasaran Si oli untuk menambah ke gaduhan kelas yang sudah tak tertampung lagi akan suara-suara yang terdengar tak berarti, dengan wajah yang membeku Si Ekspresi mengalihkan pembicaraan kearah Cewek yang selalu terlihat terperanjat saat namanya di panggil Itulah Si Liehwa. Si Dewa yang kadang terlihat diam di sudut kelas tak berkutik seakan enggan ikut dengan suara-suara yang lam-lama bertambah besar sepetri pertengkaran. Tiga Lekong menyebar pesona dengan cara yang berbeda ada yang Badannya seperti karet lembut bukan kepalang, ada yang menggebu-gebukan ototnya dan ada yang selalu melakukan atraksi karate seakan dia tak termasuk dalam ikatan lekong, Si Jidat, Si Tower dan Si Arab seakan menjadi bahan sasaran, lekong yang satu ini terlihat aneh, apa lagi kalau Si Kondor sudah beraksi menebarkan suaranya seakan seorang vokalis yang sangat mengoncang dunia, kelas bertambah memanas dengan suara-suara yang terlihat sudah akrab.
            Berbagai pristiwa di dalam sekolah yang telah telah meningglakan berbagai pelajran dan pengalaman sendiri saat secarik kertas menjadi deretan puisi yang indah untuk pujaan hati Si Jidad, Berbagai batu yang dilemparkan Si Oli untuk Si Cengeng dan butiran bingkai, kaligrafi dan adzan tiga hari tiga malam terkemundang untuk seorang yang telah lama mereka inginkan.
            Si Tower dan Si Arab dengan suara bagaikan Rhoma Irama berkata
“Terlalu mudah mencari cewek dan musuh tapi dengan bersahabat semua terasa menyegarkan,”
            Nama Pria ini tak hanya satu bahkan dua, semangat mereka luar biasa dan persahabatan yang telah terjalin dengan tersentuh alam yang luas membuat semua teras berarti dan mengerti arti penting persahabatan itu.

Download Data

2 Mei 2011

Anak brandal

Cerita Januari 2011
            Semuanya terasa menyenangkan saat bertemu dengan teman-teman setelah berlibur satu minggu saat itu setelah selesai upacara aku dan teman ku (Jaya’ dan Wawan) ke Asrama yah mau beol(buang air besar) setelah beberapa menit di dalam asrama terdengar suara mardu lahir dari mulut seorang guru yang suaranya tidak asing lagi bagi aku apagi bagi temanku
            “Dalam hitungan kelima yang berada di Asrama Keluar”
            “Wah gawat” Jaya mengintip dari Jendela Asrama
            “Santai saja” Wawan kembali tidur di atas kasur
            “Hardi cepat!!!” Jaya memanggil ku
Dengan cepat aku menyudahi beol ku membuang semua isi perut. Kami pun berlari sekencang-kencangnya keluar Asrama dengan bersembunyi di balik Asrama
            “Yang ada di Balik Asrama keluar kalau saya tahu anda diskorsing 4 hari”
Kami pun mengintip kembali, ku lihat Pak Anton sedang berbalik badan dengan cepat aku berlari di ikuti teman-teman yah pada mula Jaya’ mau nyerah karena Pak Anton tau kami berlari.
            “Woi SINI!!
 Kata itu keluar dari mulut ku, singkat cerita kami loncat Pagar yang banyak batang yang berduri aku dengan Jaya sudah biasa manjat kami berdua pun bebas dari pagar batako itu tapi Wawan hampir ke tauan oleh Pak Anton karena memanjat pagar 5 menit.
            “Maklum perut bunjit” katanya
Kami lihat Pak Anton Sudah berada di dekat rumah Pak Krisna  sambil mengendap-endap kami masuk halaman sekolah, berlari cepat-cepat sambil tertawa-tawa kami masuk kesekolah ku lihat Pak Anton hampir nyampak coz menginjak Tai sapi yang tertimbun pasir (Maklum banyak sapi apalagi sapinya ada tiga) Kami pun belajar  seperti biasanya

Cinta Benua Siang Malam

Cinta Benua Siang Malam
Karya: Tri Hardiansyah
            Mentari telah lama bangun dari mimpinya, menghantamkan sinarnya kepersada bumi ini, warna-warni dunia mulai kelihatan jelas dari terselimut kabut yang memeluk gedung-gedung yang menjulang tinggi menggapai langit. Dan debu yang menari-nari di bawah alunan angin mulai bertebaran mengikuti gerak dan getaran angin yang menghambat permukan bumi ini, mengubah waktu yang begitu cepat bagaikan seorang pesulap yang membual parah penontonnya.
            Hampa itulah pikiran yang kosong yang tak terisi dengan sepeser pun pengetahuan saat rasa yang telah layak ada pada setiap manusia datang menghampiri, melewati mata hati yang lama-kelamaan menembus permukaan badan yang terkadang dibuatnya lemah dengan perasaan ini, bahkan perasaan ini mampu menumbangkan pemikiran yang telah matang, merampas kesetian yang telah lama di bina bagaikan abdi Negara merunggut masa depannya untuk Negara ini, mata air yang bagaikan berlian pun tak akan mampu untuk menahannya saat perasaan ini datang menusuk hati bagaikan terhempas badan di atas samurai. Ku mencoba mencari apa artinya perasaan ini, setelah menjelajahi dunia perasaan baru ku mengerti apa arti sebuah perasaan ini? Yang selalu datang mengusik mimpi-mimpi indahku, terkadang aku juga tak mampu menjemput mimpi yang telah menungguku, merampas butiran-butiran nasiku, bahkan perasaan ini membuatku menangis bagaikan tsunami yang terkuat di jagat raya ini, kesombonganku pun tandas di atas perasaan ini, lalu ku mencoba mencari apa arti perasaan ini, setelah beberapa tahun baru ku mengerti arti perasaan ini yang biasa di sebut orang-orang dengan sebutan cinta.
            Cinta itulah yang ada di benakku sekarang, mengisi kehampaan pemikiran ku, seseorang gadis dengan jiwa yang rupawan telah memberikan cinta pada diriku, mengusik dan meneror malam ku, warna di dunia ini seperti terlihat jelas di mataku, entah karena apa, tapi yang jelas ini karena semangat cinta yang membiusku. Lalu ku mencoba menghamparkan badan di atas kasur yang terkadang membuat ku lemah tak berdaya menarik urat-urat mimpiku, ku layangkan pikiranku untuk cinta yang datang menghampiriku ini.
            “Untuk apakah cinta”
Itulah pemikiran hampa ku disaat badan terkujur kaku, sebagian orang menyatakan cinta itu adalah berkah dan sebagian orang menyatakan cinta pecundang yang munafik, terus melayang pemikiran ini di dahiku menjadi kunang-kunang di otakku. Cinta telah datang untuk ku, untuk apakah cinta ini ku coba menghentikan angin cinta yang berkeliaran memenuhi semua isi otakku.


            Angin cinta terus melayang tak terhentikan di benakku, terus masuk menembus celah-celah tulangku, membuatku tak karuan bahkan diriku di buat mabuk dan aneh karena cinta ini. Gadis itu selalu datang dalam mimpi dan lamunanku, membuat diriku benar-benar aneh dan tak karuan, kesombongaan yang telah pudar di jiwaku membuat ku tersadar dalam batu kesetian yang terkadang ku sesali karena cinta yang datang seperti parah perampok.
            Cinta, Cinta, dan cinta baru ku temukan jawabnya, gadis itu telah membuatku tersentak, mempercepat detak jantung ku, memutar-mutar pikiranku, merubah keadaan dan penampilanku, kucoba berlari untuk mengobati penyakit cinta ini ke gadis dokter cinta itu, saat ku berdiri kaku kata-kata itu terus menaiki ludah-ludah dan menghanguskan ke kakuan mulutku.
            “Bolehkah aku mencintaimu? Wahai gadis yang mengusik mimpiku” kata-kata itu tanpa sadar melontar-meloncat mengalir dalam gendang telinga gadis itu.
            Tersenyum dengan pandangan yang tertunduk menatap bumi gadis itu menganggukkan kepalanya.
            Yech ha” hatiku gembira bukan kepalang dengan tangan bagaikan pemain bola kaki yang yang membobol gawang lawan, “uhuiiii” suara itu keluar dari mukutku, badan ku mengelilingi mata angin yang terus meredahkan detak jantung yang tak normal lagi karena dokter cinta di hadapanku, gadis itu tersenyum-senyum melihat diriku yang terus menggebu-gebukan cinta, entah apa yang ada dipikiran gadis itu tak pernah terbaca dalam pikiran ku.
***
            Setelah beberapa tahun diriku yang terus di mabuk cinta oleh gadis yang anggun rupawan itu, mulai ku rasa arti sebuah kesetian dan arti sebuah sakit hati, sejenak ku berkata didalam hati ku, cinta ini datang kepada ku dengan baik maka jika ia pergi meski tak ku inginkan ia pergi akan ku lepas dengan baik-baik.
            Hari terus berjalan mengisi hening dan ributnya tahun ini, aku yang dulu bahagia mulai terusik dengan kekecewaan, saat ku sadari bahwa aku bagaikan di permainkan ku coba berlari mengejar dokter cintaku, berharap dapat sedikit obat untuk meredahkan hatiku yang kacau balau dengan pemikiran yang tak karuan, diriku tak pernah menyerah untuk mencari tau mengapa dirinya berubah derastis, pada awalnya akau tak mendapatkan apa-apa tapi akhirnya ku pahami bahwa aku tak mungkin bersamanya lagi.
            Dengan wajah yang tenang, ku langkahkan kaki mengitari jalan yang tak terasa indahnya dan debu-debu jalan berterbangan menerorku.
            “wahai pujaan hatiku, terlalu kelut aku memikirkan mu, bayanganmu kembali mengusik tidur didalam mimpi-mimpi indah ku, bayangmu yang tak mengenakkan perasaanku terus membangunkanku dari tidurku, dan menghilangkan nafsu makanku, apakah benar engkau mencintai dan menyayangi diriku seperti aku yang menyangimu” ku lampirkan kata-kata itu disecarik kertas karena tanganku telah di perlemah otot-otot cinta.
            “kita tak mungkin untuk bersama, kita telah berbeda sekarang, engkau terlalu indah untuk diriku, sedangkan diriku bagaikan pengkhianat perasaanmu, aku memang mencintaimu, tetapi lelaki yang ada di benakku telah merebut semuanya dariku sehingga aku tak mungkin bersamamu lagi, cintaku untukmu telah dibawanya pergi melewati lorong-lorong waktu tanpa sepengetahuanmu, meski diriku tersiksa dengan pengusik kehidupanku engkau tetap pilihan terbaik yang pernah diriku kenal” Dokter cintaku membalas uraian kertasku, seperti mengisyaratkan lembaran kertas obat
            “kalau dirimu tersiksa mengapa engkau mau dengan dirinya?” diriku dengan cepat membalas kertas yang mulai terisi tinta pena dan seakan kaku mulutku untuk menggunakan fungsi yang sebenarnya
            “tidakkan bisa dirimu menerima diriku lagi, semua kebohongan telah tertumpah didalam perjalan cinta kita dan inilah balasan kebohongan diriku, ini sudah menjadi takdir diriku, mendekati seseorang yang tak ku cintai, biarkan aku tersiksa dengan kebohongan yang telah ku beriakan padamu, engkau dan aku pernah bersama tapi sekarang kita takkan bersama lagi” tetesan air mata itu mengalir merusak lukisan kertas yang telah tertulis rapi
            Hatiku kacau balau, tak terisi semuanya dengan harapanku, ingin sekali ku menangis tapi pandangan dokter cinta membuatku untuk menenangkan dirinya, ku berpamitan untuk pergi dari hati yang membunuh semua kesemuan cinta itu, badanku tak berdaya di tabrak angin, di terjang mentari cinta meski ku pernah berkata pada dokter cinta bahwa “setiap orang berhak bahagia bukan terlena dan terpaku pada keadaan, masa lalu tetaplah masa lalu” tak pernah dirinya hiraukan untuk setetes omongan ku, aku tak mampu menerimanya, badanku lemah tak berdaya, air mataku ingin terus membasahi pipiku dan mulutku yang kaku terasa ingin berteriak sekencang-kencangnya sehingga tak ada lagi kerisauan didalam jiwa.
***
            Setelah peristiwa bagaikan Benua yang pernah bersatu kini terlihat berpisah dan jarak yang memisahkan siang dan malam yang tak mungkin bersatu. Baru ku mengerti arti mencintai sesungguhnya, kan ku biarkan dokter cintaku dengan orang yang telah menjadi pilihannya, mungkin dan pasti diriku bukanlah yang terbaik untuknya, hidup perlu bahagia kata-kata itulah yang membuatku mencoba menyerahkan keadaan ini pada waktu yang telah mengukir keindahan cinta, mungkin dirinya tak bahagia dengan diriku dan mencari yang dapat membuatnya bahagia, aku yang selalu menyayangi dirinya tetap akan mencintai dirinya karena cinta juga tak meski dimiliki. Cinta mulai ku pahami, cinta adalh sebuah perjalanan anugrah yang harus di syukuri.

10 April 2011

Papan Kelas atas


Papan Kelas atas
By: Tri Hardiansyah

Setelah berjalan lebih dari dua bulan, ku coba memahamimu, mengerti dan memendam rasa sakit yang timbul akibat ulah mu, ku biar kan menunduk di bawah terikkan matahari yang panas, melaras kan luka yang memberikan kedinginan, mencoba bersabar meski pun engkau tak mengerti sehingga detak jantung yang biasanya berlari cepat mulai berlahan-lahan melangkah dengan lemah tiada tertara.
Awan yang putih telah engkau ganti warnanya gelab seketika, tiada ku sangka mulut mu yang manis menggoreskan sandiwara yang sangat indah menusuk jantung dan  seluruh tubuh ku sehingga diriku tak berdaya lagi untuk mengenalmu lebih dalam lagi, apalah salah ku sehingga engkau tombak diriku dengan berbagai kisaran yang tajam, sekarang diriku hanya mampu terdiam tiada bergeming dan berpikir terimakasih atas warna yang pernah engkau ukir di dalam jiwaku, terimakasih atas pelajaran yang tak mungkin ku dapat dari sebuah jendela dunia dan terimakasih telah mengisi ruang hati ku yang kosong, diriku sekarang mendekat tak mampu berbicara pun hanya bisa membisu, ku akui Sandiwara mu memang papan kelas atas menancapkan luka yang teramat dalam, menghentikan aliran darah ku yang selalu mengalir, merapuhkan tulang-tulangku ini, tapi ada sebuah kata yang sangat tersirat dalam hatiku yang mengalir dari butir-butiran saraf ku sebuah kata yang selalu membuat ku untuk selalu menghargai seseorang “Jarum Jam itu pasti berputar dengan waktu yang berbeda sehingga tinggal kitalah untuk mengerti arti sebuah perubahan.”
Sekarang hampa, suram, pekat, semua menyatu dalam rumpun hati ku ini melihat langit pun seakan dia menertawakan ku, mentari memberi tepuk tangan atas indahnya engkau mengobrak-abrik perasaan dan jiwa ku. Sungai-sungai yang mengalir berhenti sejenak mengisi aliran air mata yang tak mampu di bendung pelupuk mata rasanya ingin ku berlari sekuat tenaga hingga lepas semua raga ku ini, memekik sebesar-besarnya sampai robeklah jiwa ini dan menangis sepuasnya sehingga dunia ini pun tak mampu mengalirkan air mata ini. Tapi semua cerita itu akan berakhir dan inilah saatnya sandiwaramu terhadap ku berakhir.

12 Maret 2011

Saat Selendang akan Terbang

Saat Selendang akan Terbang
(BY: Tri Hardiansyah)
            Hujan turun lagi membasahi kerajaan, tak terlihat mentari menampakkan wajahnya di pagi itu. Tetesan air mata satu-persatu membasahi pelupuk mata yang telah terhubung erat di dalam jiwa. Derasnya air hujan menyepikan isak tangis para Pujangga dan para Bidadari yang akan ditinggal para pendidik untuk memperdalam ilmu dan menyebarluaskannya. Suara-suara yang indah melantun bagaikan alunan biola, kini telah terdengar berlahan-lahan hilang tak mengisi lagi hari-hari Pujangga dan Bidadari seperti biasanya. Para Pendidik pun berlahan-lahan meninggalkan Istana, yang kini terlihat kekosongan para pemimpin.
            Hari-hari yang telah di lewati dan saat para Pujangga dan Bidadari akan mengibaskan selendangnya menuju bumi yang penuh tantangan. Para Pendidik pun pergi satu-persatu karena tita Raja, tak dapat di pungkiri meski para Pendidik yang susah payah membangun dan menghiasi Istana, melawan terik mentari dan serangan para musuh harus harus pergi meninggalkan Istana yang belum begitu indah dan kuat, para Pujangga dan Bidadari hanya terisak tangis tak mampu menatap kepergian para Pendidik. Padahal di saat seperti ini Kekuatan dan strategi harus disusun rapi, para Pendidik pergi, entah di mana pemikiran raja sehingga Selendang yang dikibaskan para Pujangga dan bidadari harus di tempuh tanpa dukungan yang kuat.     (BERSAMBUNG)

6 Februari 2011

Sepi

       Suara kangkrik dan bekatak sahut menyahut melantunkan melodi malam, bintang di langit satu-persatu  mulai nampak terlihat menemani sunyinya malam ini, tadinya aku berharap bisa melepaskan stress karena tugas bertumpuk  di tempat ini tapi semuanya berbeda, hanya Allah dan ciptaanya(Alam) yang menemani ku, ssegelintir kertas ku cari untuk mencairkan suasana yang senyap tapi tak juga kunjung datang.
      Setelah satu jam ku pandangi langit yang gelab, arah angin berhembus menggetarkan saraf-saraf ku membawaku ke sosok yang sangat kurindu ia adalh orang tuaku, ku coba mengisi sanyapnya malam dengan  suara yang selalu ku harap  selalu menemaniku hingga aku mampu duduk dikursi istana dengan mahkota. Berlaham-lahan  jemari ku mengetik SMS dengan dua bola mata sebagai wait, sebelum ku kirim ku baca sebuah kata yang telah ku tulis agar tidak salah
       "Dik kan ade hang merampok di sini ape? alangke sunyinye cuman ade suare jengkrik nai bekatak" lalu ku kirim.
(Bersambung)

31 Januari 2011

Kaos kaki pewangi ruangan

        Waaw.... ku masuk kelas langsung keluar karena kondisi kelas yang bau muntah anjing (teman-teman sudah belum mencium mambu itu) hei mau kemana seorang cewek menarik baju ku
                      "Kau tu piket"
Karena terpaksa jadi ikut bantu-bantu bersihkan ruangan yang mengab bagaikan tong sampah.
setelah beberapa jam belajar di kelas(lain kelas yang pasti sebab ruangan kelas kami masih wangi)
bel istirahat berbunyi kami main monopoly lagi main teman ku lari tidak tahan dengan kaos kaki ku yang tak kalah busuknya dengan kelas ku dengan menendap-endap ku cuci kaos kaki di kemudian ku lap ke sepatu(dasar tolol)......

29 Januari 2011

Kuang Dalam Bukan pembuat Lumpur

  Emmm, hanya mampu menghembuskan nafas yang lelah bercampur jengkel itulah perasaan ku saat ini
sekarang sudah memasuki Tahun Baru 2011, bulan baru dan hari yang baru akan tetapi kondisi JALAN desa ku KUANG DALAM tak juga membaik, mulai dari tanahnya yang dari kehitam beralih ke merah-merahan, inilah konisi jalan desa ku, kalau anak yang sekolah jauh dari desa seperti aku merasa berat kalau sudah di desa mau pulang ke tempat sekolah karena kondisi jalan tak juga membaik kalau membaik itu hanya PEMILIHAN atau kata kasarnya merebuat suara rakyat desa ku dengan memperbaiki jalan(tapi tak sebaik yang di kira karena hanya mendatangkan mobilnya saja tidak kunjung di aspal juga) kalau udah pemilihannya mobilnya kembali lagi, itulah pengamatan ku sejak aku berada di kelas 6 SD(SD 14 Rambang Kuang).Aku harap nanti setelah aku lulus (UN, SNMPTN) amin. aku mampu memperbaiki jalan desa ku sesuai harapan masyarakat desa ku kepada pemerintah yang tak memperhatikan desa ku(kebal kritik, rakyat menangis)

Perkenalan Itu Perlu

                Sebelum memasuki perubahan dari saya saya mau memperkenalkan dulu
Nama saya Tri Hardiansyah  itu saja hahaha. Ohya di sini saya mau bercerita tetang usaha saya untuk berubah dalam menghadapi tujuan dan perjuangan hidup saya bgaikan PERUBAHAN KADAL .
                Saya ingin bertanya siapa yang tidak mau sukses? Siapay ayang tiadak mau dirinya bermanfaat bagi orang lain dan siapa yang tidaka pernah gagal tentu semua jawaban itu Iya.
Saya belajar dari sebuah kehidupan yang teramat memperlukan sebuah perjuangan.
Sampai di sini saja dulu yah perkenalan Kita.