5 Maret 2012

Tugas Pembulu Darah Kapiler

Tugas pipa atau pembuluh darah kapiler adalah mengalirkan oksigen, zat makanan, hormon dan zat-zat lain yang terkandung dalam darah dan yang diperlukan untuk hidup ke segenap sel di seluruh bagian tubuh. Jika jarak sel lebih dari 50 mikrometer jauhnya dari jalur yang dilalui seutas pembuluh kapiler (1 mikrometer = seperseribu milimeter), maka sel itu tak dapat menikmati layanan yang disediakan oleh pembuluh kapiler tersebut. Dengan kata lain, sel-sel yang berjarak 50 mikrometer atau lebih jauhnya dari pembuluh kapiler takkan mendapat jatah ‘makanan’, dan akan mati kelaparan.

Inilah mengapa tubuh manusia diciptakan dengan jaringan pembuluh darah kapiler yang melingkupi seluruh bagian tubuh. Manusia sehat memiliki sekitar 5 miliar pembuluh kapiler. Jika seluruhnya dibentangkan, panjang keseluruhan pembuluh ini akan mencapai sekitar 950 kilometer. Ini kurang lebih sejauh panjang pulau Jawa. Pada sejumlah hewan menyusui, terdapat sekitar 3.000 pipa kapiler dalam satu sentimeter persegi jaringan otot. Jika Anda mampu menggulung sepuluh ribu utas pembuluh kapiler terkecil dalam tubuh manusia, maka bundelan yang dihasilkan akan setebal arang pensil.

Ketebalan atau garis tengah sehelai pembuluh kapiler ini berkisar antara 3-5 mikrometer, atau 0,003-0,005 milimeter. Andaikan tebal rambut kita adalah sepersepuluh milimeter, maka kita perlu membelah sehelai rambut menjadi 20 atau 30 helai searah panjangnya (sebagaimana kita membelah bambu) untuk mendapatkan rambut setipis pembuluh kapiler tersebut.

Darah mengalir melewati jaringan pembuluh darah yang panjang dan rumit. Semakin mendekati ujungnya, garis tengahnya semakin menyempit, sehingga membentuk pembuluh darah yang halus (kapiler). Jika darah hendak melewati saluran yang semakin menyempit di ujungnya tanpa tersumbat atau terhambat, darah pastilah harus cair (encer). Syarat ini telah terpenuhi berkat rendahnya tingkat kekentalan air, yang membentuk 95% bagian dari plasma darah. Menurut profesor Michael Denton, pakar biologi molekuler Universitas Otago, Selandia Baru, jika air sedikit saja lebih kental dari yang sekarang, maka sistem peredaran darah akan menjadi sama sekali tidak berguna:

Sistem kapiler akan bekerja hanya jika cairan yang dipompa melalui pipa-pipa penyusunnya mempunyai kekentalan sangat rendah. Kekentalan rendah itu penting karena laju aliran berbanding terbalik dengan kekentalan… Dari sini, mudah dipahami bahwa jika kekentalan air bernilai hanya beberapa kali lebih tinggi daripada yang sekarang, memompa darah lewat sebuah pembuluh kapiler akan memerlukan tekanan amat tinggi, dan hampir semua sistem peredaran akan tidak dapat bekerja… Jika kekentalan air sedikit saja lebih tinggi dan jika kapiler terkecil yang digunakan bergaris tengah 10, bukannya 3 mikrometer, maka kapiler-kapiler ini akan harus menempati semua bagian jaringan otot agar memberikan cukup persediaan oksigen dan glukosa. [Jika ini yang terjadi] maka pastilah perancangan bentuk-bentuk kehidupan tingkat tinggi akan tidak mungkin atau sangat dibatasi… Jadi, tampaknya, kekentalan air haruslah mirip seperti yang sekarang ini jika harus berperan sebagai sarana penyokong kehidupan. (Michael Denton, Nature’s Destiny:How The Laws of Biology Reveal Purpose in the Universe, New York: The Free Press, 1998, h. 35-36)

Dengan kata lain, sebagaimana sifat-sifatnya yang lain, kekentalan air pun telah sengaja dibuat “sesuai permintaan” agar cocok bagi kehidupan. Beragam zat cair memiliki kekentalan berbeda, yang nilainya dapat mencapai kisaran miliaran kali lipat. Di antara nilai yang sangat beragam itu, ada satu cairan yang nilai kekentalannya telah ditentukan agar benar-benar tepat dan pas sesuai kebutuhan. Cairan ini adalah air.

Tidak ada komentar: