21 April 2013

Askep Kasusu Glaukoma

A.Pengertian
Beberapa pengertian menurut para ahli mengenai Glaukoma, yaitu :
1).Long Barbara, 1996
Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra okuler.
2). Chandler & Grant (1977)
Glaukoma adalah suatu keadaan pada mata, dimana ditemukan kenaikan tekanan bola mata yang sudah menyebabkan kerusakan/kelainan pada diskus optikus dan lapang pandangan.
3).Arif, 1999
Suatu keadaan tekanan intra oculer / tekanan dalam bola mata cukup besar untuk menyebabkan kerusakan pupil, saraf optik dan kelainan lapang pandang.
4).Sidarta Ilyas,2000
Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peningkatan tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.
B.Etiologi
Penyebab terjadinya Glaukoma itu adalah :
1)Pada  Glaukoma primer, yaitu:
Akut (Dapat disebabkan karena trauma). 
      Kronik
Dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti : 
      Diabetes mellitus,  Hipertensi , Arterisklerosis , Pemakaian kortikosteroid jangka panjang. Miopia tinggi dan progresif. 
2).Dari etiologi diatas dapat menyebabkan sudut bilik mata yang sempit. 
      Sekunder 
Disebabkan penyakit mata lain seperti :  Katarak, Perubahan lensa, kelainan uvea, Pembedahan



ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GLAUKOMA
KASUS PEMICU
Tn w 40thn dirawat di RS karena kehilangan penglihatan,sisi samping (perifer), sakit kepala, penglihatan kabur, melihat pelangi bila melihat sumbar cahaya terang. Pada pemeriksaan didpat pupil yang lebar dan iregular, edem perifer corne, kongesti pembuluh darah episkleral dan konjungtiva, COA yang sempit. Pemeriksaan tonometri TIO diatas 21mmHg, diduga faktor utama yang berperan dalam meningkatnya TIO, antara lain karena kecepatan produksi Aqueos humor oleh badan silia, resitensi aliran aqueos humor melalui jaringan trabekular dan kanal schlemna/ tekanan vena epislera. Dokter berkolaborasi dengan perawat dalam pemberian tetes mata beta bloker(trimolol, betaxolol, cateolol, levobunolol, metripranolol) yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata dan TIO.

A.      Pengkajian
  I.            Identitas
Nama                                           : Tn.W
 Jenis kelamin                           : Laki-laki
Umur                                           : 40 tahun
Status perkawinan : Sudah Menikah
Pendidikan                                : SMP
            Suku/Bangsa              : Indonesia
Alamat                                        : Ds Semanding - Tuban
Pekerjaan                  : Petugas parkir
Sumber informasi  : Pasien
  II.            Keluhan Utama : penglihatan kabur
III.             Riwayat Keperawatan
v  Riwayat Penyakit Sekarang :
P    : Tn.W dibawa ke RS karena mengalami penglihatan kabur setelah kemarin menglami benturan pada matanya saat bekerja. Tn.W juga merasakan tidak dapat melihat di sisi samping, dan sellu melihat ada pelangi saat melihat lampu yg terang. Setelah mengalami benturan, mata Tn.W dikompres istrinya dengan air dingin.
Q   : penglihatan kabur dirasakan setelah Tn.W mengalami benturan pada matanya.
R    : di daerah matanya
S    : penglihatan yang kabur dirasakan sangat mengganggu aktivitas pekerjaan Tn.W, sampai-sampai beliau sering berpegangan saat berjalan karena takut jatuh
T    : penglihatan kabur lebih dirasakan saat siang hari dan saat malam hari jika terkena sinar lampu.
v  Riwayat Penyakit Dahulu : Tn.W tidak pernah mengalami penyakit mata sebelumnya.
v  Riwayat Penyakit Keluarga : menurut keterangan klien tidak ada keluarga yang mmiliki penyakit mata dan DM serta HT.

IV.   Observasi dan Pemeriksaan Fisik
v  Keadaan Umum :
§  Mata Tn.W terlihat masih memar
§  Tn.W tampak lelah
§  Mata Tn.W terlihat merah
v  TTV :
§  S : 37 celcius (normal 36,5 – 37,5 celcius)
§  N : 80 x/menit ( 60 – 100 x/menit)
§  TD : 120/80mmHg (<=120-130, <=80 mmHg)
§  RR : 18 x/menit (16 – 20 x/menit)

V.     Body System
v  B1 (Breathing)
§  Tn.W tampak lelah
§  Bentuk dada normal
§  Tidak menggunakan otot bantu pernapasan
§  PCH (-)
§  Suara pernapasan tambahan (-)
§  Pola napas teratur dengan RR 18 x/mnt
v  B2 (Blood)
§  Didapatkan tekanan darah yang normal (120/80 mmHg)
§  Nadi normal (Nadi 80 x/mnt)
§  Tidak ada sianosis
§  CRT normal (< 3 detik)
v  B3 (Brain)
§  Terlihat cemas
§  Kesadaran compos mentis dengan GCS 456
§  Pupil yg melabar dan irreguler
§  Edema epitel kornea
§  Congesti pemda episkleral & konjungtiva
§  COA sempit
§  Pemeriksaan TIO > 21 mmHg
§  Saat dirangsang cahaya yang terang pasien mengeluh melihat pelangi
v   B4 (Bladder)
§  Produksi urin normal min 400 cc/hari
§  Tdk ada pemberian ciaran parenteral
v   B5 (Bowel)
§  Anorexia
§  BB mnurun
§  Mulut bersih
§  Peristaltik meningkat 25 x/mnt
v   B6 (Bone)
§  Tn.W terlihat lelah
§  Mampu mggerakkan sendi dg bebas

  V.     Pemeriksaan penunjang
1.       Tonometri : Alat ini berguna untuk menilai tekanan intraokular. Tekanan bola mata normal berkisar antara 10-21 mmHg.
2.       Gonioskopi : Sudut bilik mata depan merupakan tempat penyaluran keluar humor akueus. Dengan gonioskopi kita berusaha menilai keadaan sudut tersebut, apakah terbuka, sempit atau tertutup ataukah terdapat abnormalitas pada sudut tersebut.
3.       Penilaian diskus optikus : menggunakan opthalmoskop kita bisa mengukur rasio cekungan-diskus (cup per disc ratio-CDR). CDR yang perlu diperhatikan jika ternyata melebihi 0,5 karena hal itu menunjukkan peningkatan tekanan intraokular yang signifikan.
4.       Pemeriksaan lapang pandang : penting dilakukan untuk mendiagnosis dan menindaklanjuti pasien glaukoma. Lapang pandang glaukoma memang akan berkurang karena peningkatan TIO akan merusakan papil saraf optikus.





B.      ANALISA DATA
v  Analisa data 1
DATA
ETIOLOGI
PROBLEM
Ds :
Tn.W mengatakan penglihatannya kabur setelah mngalami benturan pada matanya saat bekerja
Do :
keadaan umum & pemfis
-        Mata Tn.W terlihat masih memar
-        Tn.W tampak lelah
-        Mata Tn.W terlihat merah
-        Pupil yg melabar dn irreguler
-        Edema epitel kornea
-        Congesti pemda episkleral & konjungtiva
-        COA sempit
-        Saat dirangsang cahay yg terang pasien mengeluh melihat pelangi
-        Pemeriksaan tonometry : TIO > 21 mmHg
Trauma mata
 
Peningkatan Tekanan Intra Okuli (TIO)
 
Penekanan bola mata oleh cairan aqueus
 
Tekanan pada syaraf optic retina

Kerusakan syaraf optic dan retina

Penipisan serat syaraf  dan inti
bag.dalam retina

Atrofi discus opticus
 
Hilangnya pandangan perifer

Gangguan persepsi sensori (penglihtan)
Gangguan persepsi sensori (penglihatan)



v  Analisa data 2
Data
Etiologi
Masalah
DS :
Klien mengatakan penglihatan kabur, sakit kepala dan seperti melihat pelangi bila melihat cahaya yang terang.
DO :
 keadaan Umum :
-        Pupil melebar dan terkadang irreguler
-        Edema epitel kornea
-        Lemah, Lelah, Pergerakan klien berkurang
TTV :
-        TD : 110/80 mmHg
-        N  : 80x/menit
-        S   : 38 C
-        RR : 20x/menit
Irreversible (kebutaan)

Pembedahan

Interupsi (insisi bedah)

Nyeri

Gangguan rasa nyaman nyeri



Gangguan rasa nyaman nyeri


C.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.          Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dengan  gangguan penerimaan sensori
2.         Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan interupsi / insisi bedah









D.      INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/tgl
No. Diagnosa
Intervensi
Rasional
21 Maret 2012
1.       Gngguan persepsi sensori (penglihatan) b.d hilangnya pandangan perifer sekunder dr peningkatan TIO > 21 mmHg
Tujuan :
Dalam waktu 3x24 jam menunjukkan penggunaan penglihatan yang optimal 
Criteria hasil ;
-          Pasien berpartisipasi dalam program pengobatan 
-          Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan lebih lanjut
-          Pemeriksaan TIO kmbali normal antara 10-21 mmHg
-          COA kembali luas
-          Pupil normal jka diberi rangsang chaya akan mengecil
-          Dan klien tdk melihat pelangi lg saat dirangsang chaya terang
1.       Kaji derajat / tipe kehilangan penglihatan 
2.       Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan
3.       Lakukan tindakan untuk membantu pasien untuk menangani keterbatasan penglihatan, contoh, atur perabot, perbaiki sinar dan masalah penglihatan malam
4.       Kolaborasi :
-          Berikan obat tetes mata beta bloker misalnya timolol, betaxolol, cartexolol, levabunolol, metipranolol
1.       mengetahui harapan masa depan klien dan pilihan intervensi
2.       intervensi dini untuk mencegah kebutaan, klien menghadapi kemungkinan / mengalami kehilangan penglihatan sebagian atau total. 
3.       Dapat mempermudah pasien dlm beraktivitas.
4.       Dapat mengurangi TIO dan mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lebih lanjut.
Selasa 20 maret 2012
2.       Gangguan rasa nyaman nyeri
Tujuan :
Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam pasien mengatakan nyerinya berkurang.
1.       Kaji tingkat nyeri
2.       Pantau derajat nyeri mata setiap 30 menit selama fase akut.
3.       Siapkan pasien untuk pembedahan sesuai peranan.
4.       Pertahankan tirah baring ketat pada posisi semi fowler
5.       berikan lingkungan gelap dan terang.
1.  Mengetahui tingkat nyeri untuk memudahkan intervensi selanjutnya.
2.  Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan
3.  Setelah TIO terkontrol pada glaucoma sudut terbuka, pembedahan harus dilakukan untuk secara permanen menghilangkan blok pupil.
4.  Tekanan pada mata ditingkatkan bila tubuh datar
5.  stress dan sinar mienimbulkan TIO yang mecetuskan nyeri.















E.       IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI/TGL
DIAGNOSA
JAM
Implementasi
TTD
Selasa/ 13 maret
2012




Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d hilangnya pandangan perifer sekunder dr peningkatan TIO > 21 mmHg
07.00







1.       Mengkaji derajat / tipe kehilangan penglihatan 
2.       Mendorong klien untuk mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan
3.       Melakukan tindakan untuk membantu pasien untuk menangani keterbatasan penglihatan, contoh, mengatur perabot, perbaiki sinar dan masalah penglihatan malam.
4.       Memberikan obat tetes mata : beta bloker (timolol)

Selasa/20 maret 2012
Gangguan rasa nyaman nyeri

1.       Mengkaji tingkat nyeri
2.       Memantau derajat nyeri mata setiap 30 menit selama fase akut.
3.       Menyiapkan pasien untuk pembedahan sesuai peranan.
4.       Mempertahankan tirah baring ketat pada posisi semi fowler
5.       Memberikan  lingkungan gelap dan terang.




F.       EVALUASI KEPERAWATAN
HARI/TGL
DIAGNOSA
Evaluasi
TTD
Rabu, 13 maret 2012
Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d hilangnya pandangan perifer sekunder dr peningkatan TIO > 21 mmHg
S : Tn.W mengatakan penglihatan sudah tdk kabur lagi
O :
-         Pemeriksaan tonometry TIO 15 mmHg
-         Visus/ ketajaman 6/6.
-          COA kembali luas
-          Pupil mengecil saat diberi chaya
-         Dan klien tdk melihat pelangi lg saat dirangsang chaya terang
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi, pertahankan hasil

Rabu, 13 maret 2012
Gangguan rasa nyaman nyeri
S  :  - klien mengatakan nyeri  berkurang dan klien mengatakan tidak menahan nyeri lagi
O  : 
- klien tampak sehat
- wajah klien tampak lebih rileks
-  keadaan umum klien kembali normal
A  :  masalah teratasi sebagian
P  :  lanjutkan intervensi


Tidak ada komentar: