BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
          Sebagian
 besar infeksi virus penyebab pilek seperti common cold dapat 
menyebabkan suatu sumbatan pada hidung, yang akan hilang dalam beberapa 
hari. Namun jika terjadi peradangan pada sinusnya dapat muncul gejala 
lainnya seperti    Infeksi sinus seperti yang kita ketahui kini lebih jarang dibandingkan era pra-antibiotik.. Sinus atau sering pula disebut dengan sinus paranasalis adalah
 rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari tulang tenggkorak di 
sekitar wajah, yang berfungsi untuk memperingan tulang tenggkorak. 
Rongga ini berjumlah empat pasang kiri dan kanan. Rasa
 sakit di bagian dahi, pipi, hidung atau daerang diantara mata terkadang
 dibarengi dengan demam, sakit kepala, sakit gigi atau bahan kepekaan 
indra penciuman kita merupaan salah satu gejala sinusitis. Terkadang 
karena gejala yang kita rasakan tidak spesifik, kita salah mengartikan 
gejala-gejala tersebut dengan penyakit lain sehingga membuat penyakit 
sinusitis yang diderita berkembang tanpa diobati. Untuk lebih mengenal 
lagi tetang sinusitis dan pengobatannya, berikut uraiannya.
1.2 Tujuan
          Penulis
 Makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dan 
dapat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa. Secara terperinci tujuan dari 
pembuatan makalah ini adalah :
1.  Diajukan untuk memenuhi tugas PPSM
2.  Mengetahui apa yang di maksud dengan Sinusitis
1.3 Sistematika Penulisan
          Pada
 pembuatan makalah ini, penulis akan menjelaskan hasil penelitian 
dimulai dari Bab Pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, 
tujuan penelitia.
          Pada Bab ke dua penulis akan memaparkan penjelasan tentang Sinusitis. Dan pada Bab empat sebagai kesimpulan dan saran.
BAB 2 
DESKRIPSI UMUM
2.1  Pengertian Sinusitis
Sinusitis  akhiran umum dalam kedokteran itis berarti peradangan karena itu sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. Sinusitis
 adalah penyakit yang terjadi di daerah sinus. Sinus itu sendiri adalah 
rogga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung. 
Fungsi dari rongga sinus sendiri adalah untuk menjaga kelembapan hidung 
dan menjaga pertukaran udara di daeranh hidung. Rongga sinus sendiri 
terdiri dari 4 jenis yaitu :
- Sinus Frontal, terletak di atas meja dibagian tengah dari masing-masing alis
- Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat di sampig hisung
- Sinus Ethmooid, terletak di antara mata, tepat dibelakang tulang hidung
- Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid dan di belakang mata
Didalam
 rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang 
disebut dengan cilia. Fungsi cilia ini adalah untuk mendorong lender 
yang diproduksi didalam sinus menuju kesaluran parnafasan. Gerakan cilia
 mendorong lender ini berguna untuk membersihkan saluran nafas dari 
kkotoran ataupun organism yang mungkin ada. Ketika lapisan rongga sinus 
yang menyebabkan lender terperangkap di rongga sinus dan menjadi tempat 
tumbuhnya bakteri.
Jadi
 sinusitis terjadi apabila terjadi peradangan didaerah lapisan rongga 
sinus yang menyebabkan lender erperangkap dirongga sinus dan menadi 
tempat tumbuhya bekteri.
Sinusitas sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
-          Sinusitas Akut : gejala dirasakan selama 2-8 minggu
-          Sinusitas Kronis : biasanya gejala dirasakan lebih dari 8 minggu.
2.2  Penyebab Sinusitis
Sinusitis
 akut dapat disebabkan oleh kerusakan lapisan rongga sinus akibat 
infeksi atau tindakan bedah. Sedangkan sinusitis subakut biasanya 
disebakan oleh infeksi atau tidakan bedah. Sedangkan sinusitis kronis 
biasanya di sebabkan oleh infeksi bakteri.
Sinusitis dapat terjadi akibat dari beberapa faktordibawah ini :
-          Bulu-bulu halus didalam rongga sinus (cilia) tidak bekerja secara maksimal akibat kondisi medis tertentu
-          Flu dan alergi menyebabkan lender diproduksi secara berlebihan atau menutupi rogga sinus 
-          Adanya kelainan pada sekat rongga hidun, kelainan tulang ataupun polip pada hidung dapat menutupi rongga sinus.
Selain
 hal tersebut di atas, apapun yang dapat menyebabkan bengkak mendorong 
lendir dapat menyebabkan sinusitas. Hal ini biasanya disebabkan oleh 
perubahan pada suhu dan tekanan udara. Alergi, penggunaan penyemprot 
hidung secara berlebihan, merokok, berenang, atau menyelam dapat 
meningkatkan resiko terkena sinusitis.
Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris,etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis).
  Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.
  Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.
 
 Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata 
serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa 
menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan, berkurangnya indera 
penciuman dan hidung tersumbat.
 
 Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat 
dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun 
belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.
2.3  Tipe Sinusitis
Sinusitis
 dapat dibagi menjadi dua tipe besar yaitu berdasarkan lamanya penyakit 
(akut, subakut, khronis) dan berdasarkan jenis peradangan yang terjadi 
(infeksi dan non infeksi). Disebut sinusitis akut bila lamanya penyakit 
kurang dari 30 hari. Sinusitis subakut bila lamanya penyakit antara 1 
bulan sampai 3 bulan, sedangkan sinusitis khronis bila penyakit diderita
 lebih dari 3 bulan. Sinusitis infeksi biasanya disebabkan oleh virus 
walau pada beberapa kasus ada pula yang disebabkan oleh bakteri. 
Sedangkan sinusitis non infeksi sebagian besar disebabkan oleh karena 
alergi dan iritasi bahan bahan kimia. Sinusitis subakut dan khronis 
sering merupakan lanjutan dari sinusitis akut yang tidak mendapatkan 
pengobatan adekuat.
SINUSITIS AKUT
A. Gejala Subyektif
Biasanya didahului oleh infeksi saluran pernafasan atas (terutama pada anak kecil), berupa pilek dan batuk yang lama, lebih dari 7 hari.
Gejala subyektif terbagi atas gejala sistemik yaitu demam dan rasa lesu, serta gejala lokal yaitu hidung tersumbat, ingus kental yang kadang berbau dan mengalir ke nasofaring (post nasal drip), halitosis, sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari, nyeri di daerah sinus yang terkena, serta kadang nyeri alih ke tempat lain.
Biasanya didahului oleh infeksi saluran pernafasan atas (terutama pada anak kecil), berupa pilek dan batuk yang lama, lebih dari 7 hari.
Gejala subyektif terbagi atas gejala sistemik yaitu demam dan rasa lesu, serta gejala lokal yaitu hidung tersumbat, ingus kental yang kadang berbau dan mengalir ke nasofaring (post nasal drip), halitosis, sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari, nyeri di daerah sinus yang terkena, serta kadang nyeri alih ke tempat lain.
1. Sinusitis Maksilaris
Sinus
 maksila disebut juga Antrum Highmore, merupakan sinus yang sering 
terinfeksi oleh karena merupakan sinus paranasal yang terbesar, dasar 
sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris), sehingga 
infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila.
Pada peradangan aktif sinus maksila atau frontal, nyeri biasanya sesuai dengan daerah yang terkena. Pada sinusitis maksila nyeri terasa di bawah kelopak mata dan kadang menyebar ke alveolus (rongga atau ceruk kecil, spt rongga dl rahang tempat akar gigi tertanam) hingga terasa di gigi. Nyeri alih dirasakan di dahi dan depan telinga.
Wajah terasa bengkak, penuh dan gigi nyeri pada gerakan kepala mendadak, misalnya sewaktu naik atau turun tangga. Seringkali terdapat nyeri pipi khas yang tumpul dan menusuk. Sekret mukopurulen dapat keluar dari hidung dan terkadang berbau busuk.
Pada peradangan aktif sinus maksila atau frontal, nyeri biasanya sesuai dengan daerah yang terkena. Pada sinusitis maksila nyeri terasa di bawah kelopak mata dan kadang menyebar ke alveolus (rongga atau ceruk kecil, spt rongga dl rahang tempat akar gigi tertanam) hingga terasa di gigi. Nyeri alih dirasakan di dahi dan depan telinga.
Wajah terasa bengkak, penuh dan gigi nyeri pada gerakan kepala mendadak, misalnya sewaktu naik atau turun tangga. Seringkali terdapat nyeri pipi khas yang tumpul dan menusuk. Sekret mukopurulen dapat keluar dari hidung dan terkadang berbau busuk.
2. Sinusitis Ethmoidalis
Sinusitus ethmoidalis akut terisolasi lebih lazim pada anak. Gejala berupa nyeri yang dirasakan di pangkal hidung dan kantus medius, kadang-kadang nyeri dibola mata atau belakangnya, terutama bila mata digerakkan. Nyeri alih di pelipis.
Sinusitus ethmoidalis akut terisolasi lebih lazim pada anak. Gejala berupa nyeri yang dirasakan di pangkal hidung dan kantus medius, kadang-kadang nyeri dibola mata atau belakangnya, terutama bila mata digerakkan. Nyeri alih di pelipis.
3. Sinusitis Frontalis
Gejala subyektif terdapat nyeri kepala yang khas, nyeri berlokasi di atas alis mata, biasanya pada pagi hari dan memburuk menjelang tengah hari, kemudian perlahan-lahan mereda hingga menjelang malam.
Pasien biasanya menyatakan bahwa dahi terasa nyeri bila disentuh dan mungkin terdapat pembengkakan supra orbita.
Gejala subyektif terdapat nyeri kepala yang khas, nyeri berlokasi di atas alis mata, biasanya pada pagi hari dan memburuk menjelang tengah hari, kemudian perlahan-lahan mereda hingga menjelang malam.
Pasien biasanya menyatakan bahwa dahi terasa nyeri bila disentuh dan mungkin terdapat pembengkakan supra orbita.
4. Sinusitis Sfenoidalis
Pada sinusitis sfenodalis rasa nyeri terlokalisasi di vertex, oksipital, di belakang bola mata dan di daerah mastoid.
Pada sinusitis sfenodalis rasa nyeri terlokalisasi di vertex, oksipital, di belakang bola mata dan di daerah mastoid.
SINUSITIS SUBAKUT
Gejala klinisnya sama dengan sinusitis akut hanya tanda-tanda radang akutnya (demam, sakit kepala hebat, nyeri tekan) sudah reda.
Pada pemeriksaan transiluminasi tampak sinus yang sakit, suram atau gelap.
Terapinya mula-mula diberikan medikamentosa (obat-obatan atau perawatan penyakit), bila perlu dibantu dengan tindakan, yaitu diatermi atau pencucian sinus.
SINUSITIS KRONIS
Sinusitis kronis berbeda dengan sinusitis akut dalam berbagai aspek, umumnya sukar disembuhkan dengan pengobatan medikamentosa saja. Harus dicari faktor penyebab dan faktor predisposisinya (keadaan mudah terjangkit oleh pnyakit).
Polusi bahan kimia menyebabkan silia rusak, sehingga terjadi perubahan mukosa hidung. Perubahan tersebut juga dapat disebabkan oleh alergi, sehingga mempermudah terjadinya infeksi, dan infeksi menjadi kronis apabila pengobatan sinusitis akut tidak sempurna.
A. Gejala Subjektif
Bervariasi dari ringan sampai berat, terdiri dari :
- Gejala hidung hidung biasanya sedikit tersumbat.
- Gejala laring dan faring yaitu rasa tidak nyaman dan gatal di tenggorokan.
- Gejala telinga berupa pendengaran terganggu - Ada nyeri atau sakit kepala.
- Gejala mata, karena penjalaran infeksi melalui duktus nasolakrimalis.
- Gejala saluran nafas berupa batuk dan komplikasi di paru berupa bronkhitis atau bronkhiektasis atau asma bronkhial.
2.4  Gejala Sinusitis
Gejala
 sinusitis yang paling umum adalah sakit kepala, nyeri pada daerah 
wajah, serta demam. Hampir 25% dari pasien sinusitis akan mengalami 
demam yang berhubungan dengan sinusitis yang diderita. Gejala lainnya 
berupa wajah pucat, perubahan warna pada ingus, hidung tersumbat, nyeri 
menelan, dan batuk. Beberapa pasien akan merasakan sakit kepala 
bertambah hebat bila kepala ditundukan ke depan. Pada sinusitis karena 
alergi maka penderita juga akan mengalami gejala lain yang berhubungan 
dengan alerginya seperti gatal pada mata, dan bersin bersin.
Gejala lain yang ditimbulkan dari sinusitis adalah :
-          Rasa sakit atau adanya tekanan didaerah dahi, pipi, hidung dan diantara mata
-          Sakit kepala
-          Demam
-          Hidung mampet
-          Berkurangnya indra penciuman
-          Batuk, biasanya akan memburuk saat malam
-          Nafas berbau (halitosis)
-          Sakit gigi
Gejala sinusitis pada anak-anak meliputi :
-          Timbul flu atau penyakit pernafasan yang mekin memburuk
-          Demam tinggi disertai dengan adanya lendir perafasan yang berwarna gelap
-          Adanya pernafasan dengan atau tanpa adanya flu lebih dari 10 hari dan tidak membaik
2.5  Diagnosa Sinusitis
Sinusitis
 sebagian besar sudah dapat didiagnosa hanya berdasarkan pada riwayat 
keluhan pasien serta pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter. Pada 
pemeriksaan fisik akan ditemukan adanya kemerahan dan pembengkakan pada 
rongga hidung, ingus yang mirip nanah, serta pembengkakan disekitar mata
 dan dahi. Untuk penetapan diagnose sinusitis, dokter biasanya akan 
melakukan pemeriksaan berikut :
            - mencari adanya polip dihidung
            - menyinari rongga sinus dengan cahaya (transiluminasi) utuk melihat adanya gv perdagangan
- mengetuk rongga sinus utuk melihat adanya infeksi
   - melihat kedalam rongga sinus melalui pemeriksaan fiberoptik (disebut juga  m  dengan endoscopy). Hali ini biasanya dilakukan oleh dokter spesialis THT.
Jika anak menderita sinusitis kronis atau yang berulang (sering kambuh) maka tes-tes berikut perlu juga dilakukan :
-     Tes alergi
-     Tes HIV atau es untuk melihat rendahnya fungsi imun
-     Tes untuk melihat fungsi cilia
2.6  Pengobatan Sinusitis
Untuk
 sinusitis yang disebabkan oleh karena virus maka tidak diperlukan 
pemberian antibiotika. Obat yang biasa diberikan untuk sinusitis virus 
adalah penghilang rasa nyeri seperti parasetamol dan dekongestan. Curiga
 telah terjadi sinusitis infeksi oleh bakteri bila terdapat gejala nyeri
 pada wajah, ingus yang bernanah, dan gejala yang timbul lebih dari 
seminggu. Sinusitis infeksi bakteri umumnya diobati dengan menggunakan 
antibiotika. Pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri yang paling
 sering menyerang sinus karena untuk mendapatkan antibiotika yang benar 
benar pas harus menunggu hasil dari biakan kuman yang memakan waktu 
lama. Lima jenis bakteri yang paling sering menginfeksi sinus adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes.
 Antibiotika yang dipilih harus dapat membunuh kelima jenis kuman ini. 
Beberapa pilihan antiobiotika antara lain amoxicillin, cefaclor, 
azithromycin, dan cotrimoxazole. Jika tidak terdapat perbaikan dalam 
lima hari maka perlu dipertimbangkan untuk memberikan amoxicillin plus 
asam klavulanat. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 10 sampai 14 
hari. Pemberian dekongestan dan mukolitik dapat membantu untuk 
melancarkan drainase cairan mukus. Pada kasus kasus yang khronis, dapat 
dipertimbangkan melakukan drainase cairan mukus dengan cara pembedahan.
Pengobatan lain yang bisa dilakukan :
-          Suntikan alergi
-          Menghindari mencetus alergi
-          Semprotan
 hidung yang mengandung kortikosteroid untukmembantu mengurangi bengkak 
di rongga sinus, terutama karena adanya olip ataupun alergi
Antibiotik dapat diberikan apabila terjadi hal-hal berikut ini :
-          Anak dengan kondisi pilek biasaya disertai dengan batuk yang tidak kunjung membaik setelah 2-3 minggu
-          Demam dengan suhu tubuh lebih dari 390 C
-           Adanya bengkak yang parah di area sekitar mata
-          Sakit kelapa atau sakit di  daerah wajah
2.7  Cara Mencegah Sinusitis
Yang
 paling mudah, jangan sampai terkena infeksi saluran nafas. Rajin-rajin 
cuci tangan karena tindakan sederhana ini terbukti efektif dalam 
mengurangi risiko tertular penyakit saluran pernafasan. Selain itu, 
sedapat mungkin menghindari kontak erat dengan mereka yang sedang 
terkena batuk pilek.
Bila anda memakai AC, sering-seringlah membersihkan penyaringnya agar debu, jamur dan berbagai substansi yang mungkin dapat mencetuskan alergi dapat dikurangi (walau tak mungkin dihilangkan seluruhnya). Demikian juga dengan karpet dan sofa.
Bila anda memakai AC, sering-seringlah membersihkan penyaringnya agar debu, jamur dan berbagai substansi yang mungkin dapat mencetuskan alergi dapat dikurangi (walau tak mungkin dihilangkan seluruhnya). Demikian juga dengan karpet dan sofa.
Tingkatkan
 daya tahan tubuh dengan cukup istirahat dan konsumsi makanan dan 
minuman yang memiliki nilai nutrisi baik. Selain itu, jangan lupa untuk 
minum air dalam jumlah yang cukup. Kegiatan minum ini seringkali 
dilupakan orang padahal air yang sehat merupakan salah satu sumber utama
 kesehatan tubuh kita.
Berolahraga
 yang teratur, khususnya setelah waktu subuh di mana udara pagi saat itu
 masih jernih dan bersih. Perbanyak menghirup udara bersih, dengan cara 
menghirup dan mengeluarkannya perlahan-lahan. Hal ini sangat bermanfaat 
selain untuk menguatkan paru-paru juga untuk mengisi daerah sinus dengan
 oksigen. Sehingga daerah-daerah sinus menjadi lebih bersih dan kebal 
terhadap berbagai infeksi dan bakteri.
Dan
 yang tidak kalah pentingnya adalah segera kunjungi dokter bila terdapat
 gejala-gejala yang mungkin merupakan gejala sinusitis. Diagnosa dan 
pengobatan secara dini dan tepat akan mempercepat kesembuhan penyakit 
yang diderita.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sinusitis
 adalah penyakit yang terjadi di daerah sinus. Sinus itu sendiri adalah 
rogga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung. 
Fungsi dari rongga sinus sendiri adalah untuk menjaga kelembapan hidung 
dan menjaga pertukaran udara di daeranh hidung. Rongga sinus sendiri 
terdiri dari 4 jenis yaitu :
- Sinus Frontal, terletak di atas meja dibagian tengah dari masing-masing alis
- Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat di sampig hisung
- Sinus Ethmooid, terletak di antara mata, tepat dibelakang tulang hidung
- Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid dan di belakang mata
Sinusitis
 akut dapat disebabkan oleh kerusakan lapisan rongga sinus akibat 
infeksi atau tindakan bedah. Sedangkan sinusitis subakut biasanya 
disebakan oleh infeksi atau tidakan bedah. Sedangkan sinusitis kronis 
biasanya di sebabkan oleh infeksi bakteri. Sinusitis
 dapat dibagi menjadi dua tipe besar yaitu berdasarkan lamanya penyakit 
(akut, subakut, khronis) dan berdasarkan jenis peradangan yang terjadi 
(infeksi dan non infeksi). Disebut sinusitis akut bila lamanya penyakit 
kurang dari 30 hari. Sinusitis subakut bila lamanya penyakit antara 1 
bulan sampai 3 bulan, sedangkan sinusitis khronis bila penyakit diderita
 lebih dari 3 bulan. Sinusitis subakut dan khronis sering merupakan 
lanjutan dari sinusitis akut yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat.
Gejala lain yang ditimbulkan dari sinusitis adalah :
-          Rasa sakit atau adanya tekanan didaerah dahi, pipi, hidung dan diantara mata
-          Sakit kepala
-          Demam
-          Hidung mampet
-          Berkurangnya indra penciuman
-          Batuk, biasanya akan memburuk saat malam
-          Nafas berbau (halitosis)
-          Sakit gigi
Berolahraga
 yang teratur, khususnya setelah waktu subuh di mana udara pagi saat itu
 masih jernih dan bersih. Perbanyak menghirup udara bersih, dengan cara 
menghirup dan mengeluarkannya perlahan-lahan. Hal ini sangat bermanfaat 
selain untuk menguatkan paru-paru juga untuk mengisi daerah sinus dengan
 oksigen. Sehingga daerah-daerah sinus menjadi lebih bersih dan kebal 
terhadap berbagai infeksi dan bakteri.
3.2 Saran
            Dalam
 Makalah ini terdapat penjelasan tentang Sinusitis, supaya semua 
mahasiswi dapat memahami Sinusitis dan mengetahui bagaimana Sinusitis 
bagi manusia, baik ciri-ciri, cara pengobatan, klasifikasi, maupun cara 
pencegahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti dan Endang, Sinus Paranasal, dalam : Efiaty, Nurbaiti, editor. Buku      Ajar Ilmu Kedokteran THT Kepala dan Leher, ed. 5, Balai Penerbit FK UI, Jakarta 2002, 115 – 119. 
Endang Mangunkusumo, Nusjirwan Rifki, Sinusitis, dalam Eviati, nurbaiti, editor, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, 2002, 121 – 125.
Peter
 A. Hilger, MD, Penyakit Sinus Paranasalis, dalam : Haryono, 
Kuswidayanti, editor, BOIES, buku ajar Penyakit THT, penerbit buku 
kedokteran EGC, Jakarta, 1997, 241 – 258.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Ballenger.
 J. J., infeksi Sinus Paranasal, dalam : Penyakit Telinga, Hidung dan 
Tenggorok Kepala dan Leher, ed 13 (1), Binaputra Aksara, jakarta, 1994, 
232 – 241.
Cody.
 R et all, Sinusitis,dalam Andrianto P, editor, Penyakit telinga Hidung 
dan Tenggorokan, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1993, 229 – 241.
 
 



 Atom Feed (xml)
 Atom Feed (xml)
 



Tidak ada komentar:
Posting Komentar