A.Berperilaku Ridha
Dalam kehidupan seserorang ada beberapa hal yang harus menampilkan sikap ridha, minimal empat macam berikut ini:
1. Ridha terhadap perintah dan larangan Allah
Artinya ridha untuk mentaati Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya
seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, dapat diartikan
sebagai pernyataan ridha terhadap semua nilai dan syari’ah Islam.
2. Ridha terhadap taqdir Allah.
Ada dua sikap utama bagi seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang
tidak diinginkan yaitu ridha dan sabar. Ridha merupakan keutamaan yang
dianjurkan, sedangkan sabar adalah keharusan dan kemestian yang perlu
dilakukan oleh seorang muslim.
Perbedaan antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku
menahan nafsu dan mengekangnya dari kebencian, sekalipun menyakitkan dan
mengharap akan segera berlalunya musibah. Sedangkan ridha adalah
kelapangan jiwa dalam menerima taqdir Allah swt. Dan menjadikan ridha
sendiri sebagai penawarnya. Sebab didalam hatinya selalu tertanam
sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang Khaliq bagi orang yang ridha
ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin dekat kepada Allah, dan
semakin mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada Allah.
3. Ridha terhadap perintah orang tua.
Ridha terhadap perintah orang tua merupakan salah satu bentuk
ketaatan kita kepada Allah swt. karena keridhaan Allah tergantung pada
keridhaan orang tua, sebagaiman perintah Allah dalam Q.S. Luqman (31)
ayat 14. Bahkan Rasulullah bersabda : “Keridhaan Allah tergantung
keridhaan orang tua, dan murka Allah tergantung murka orang tua”.
Begitulah tingginya nilai ridha orang tua dalam kehidupan kita, sehingga
untuk mendapatkan keridhaan dari Allah, mempersyaratkan adanya
keridhaan orang tua. Ingatlah kisah Juraij, walaupun beliau ahli ibadah,
ia mendapat murka Allah karena ibunya tersinggung ketika ia tidak
menghiraukan panggilan ibunya.
b.Dalil tentang Ridho
Artinya:”Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang
diberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah
bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian
(pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap
kepada Allah,” (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).(QS. At-Taubah:59)
c.Contoh Perilaku Ridho
Dalam suatu kisah Abu Darda’, pernah melayat pada sebuah keluarga,
yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia. Keluarga itu ridha
dan tabah serta memuji Allah swt. Maka Abu Darda’ berkata kepada mereka.
“Engkau benar, sesungguhnya Allah swt. apabila memutuskan suatu
perkara, maka dia senang jika taqdirnya itu diterima dengan rela atau
ridha.
Begitu tingginya keutamaan ridha, hingga ulama salaf mengatakan,
tidak akan tampak di akhirat derajat yang tertinggi daripada orang-orang
yang senantiasa ridha kepada Allah swt. dalam situasi apapun.
Dalam riwayat dikisahkan sebagai berikut ; pada suatu hari Ali bin Abi
Thalib r.a. melihat Ady bin Hatim bermuram durja, maka Ali bertanya ;
“Mengapa engkau tampak bersedih hati ?”. Ady menjawab ; “Bagaimana aku
tidak bersedih hati, dua orang anakku terbunuh dan mataku tercongkel
dalam pertempuran”. Ali terdiam haru, kemudian berkata, “Wahai Ady,
barang siapa ridha terhadap taqdir Allah swt. maka taqdir itu tetap
berlaku atasnya dan dia mendapatkan pahalaNya, dan barang siapa tidak
ridha terhadap taqdirNya maka hal itupun tetap berlaku atasnya, dan
terhapus amalnya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar