11 Maret 2012

Bahas Lengkap masalah Otot (HIPERTROFI OTOT )

STEP 1 :

  1. Hipertrofi otot : perbesaran suatu otot secara berlebihan
  2. Aktin : berbentuk jaring yang berfungsi untuk membentuk permukaan sel, pigmen penyusun otot yang berdinding tipis, protein yang merupakan unsure kontraksi dalam otot
  3. Fisiologi : ilmu yang mempelajari fungsi alat tubuh secara biologis bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi
  4. Mioneural junction : pertautan otot saraf
  5. Motorik : saraf penggerak
  6. Otot : jaringan di dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama
  7. Hipertrofi : peningkatan volume organ / jaringan akibat pembesaran komponen sel, menigkatnya protein kontraksi
  8. Myosin : protein dalam otot yang mengatur kontraksi dan relaksasi filament penyusun otot yang berdinding tebal
  9. Reversible : mampu berubah pada dua arah ( depan dan belakang ), mampu kembali ke bentuk awal
STEP 2 :
  1. Apa saja factor yang mempengaruhi kerja otot ?
  2. Bagaimana perubahan bentuk otot pada binaragawan ?
  3. Factor apa saja yang terjadi pada perubahan bentuk otot pada binaragawan ?
  4. Mengapa untuk merubah bentuk otot dilakukan pemberian beban pada otot ?
  5. Apa saja jenis-jenis otot ?
  6. Apa saja perubahan yang bersifat fisiologis dan reversible pada otot ?
  7. Apakah ada dampak negative dari hepertrofi otot ?
  8. Apa fungsi aktin dan myosin pada otot ?
  9. Mengapa otot yang hipertrofi berkontrkasi lebih kuat ?
  10. Sebutkan fungsi mioneural junction ?
STEP 3 :
  1. Factor yang mempengaruhi kerja otot :
    -Kerja aktin dan myosin yang mengatur kontraksi dalam otot.
    -Saraf motorik.
  2. Perubahan bentuk otot pada binaragawan :
    -
    Bentuk otot menjadi lebih keras dan padat.
    - Hipertrofi otot : peningkatan volume organ / jaringan akibat pemberian komponen sel tanpa
      penambahan jumlah sel tersebut.
    -
    Hiperflasia otot : penambahan jumlah sel tersebut tanpa peningkatan volume / organ.
    -
    Bentuk otot yang dilatih menjadi lebih besar ( otot lengan / ekstremitas atas dan otot paha dan betis /
      ektremitas bawah ).
  3. Factor yang mempengaruhi perubahan bentuk otot binaragawan :
    -Pemberian beban ( berat dan frekuensi)
    -Asupan nutrisi.
  4. Untuk merubah bentuk otot dilakukan pemberian beban pada otot karena dengan diberinya massa beban pada otot dengan frekuensi yang teratur akan merubah bentuk / fisiologi otot secara perlahan. 
    Karena dengan diberinya massa beban pada otot akan meningkatkan volume jaringan pada otot.
  5. Jenis-jenis otot :-Otot lurik  : yang menempel pada tulang yang berfungsi sebagai alat gerak.
    -Otot polos : otot yang terdapat pada pembuluh darah.
    -Otot jantung : otot yang bergerak secara terus menerus tanpa dipengaruhi sel saraf pusat.
  6. Fisiologi : perubahan bentuk pada otot.
    Reversible : apabila tidak dilatih / tidak diberi asupan nutrisi otot akan kembali seperti semula.
    Contoh : perubahan fisiologi dan reversible pada otot yaitu hipertrofi otot.
  7. Dampak negative dari hipertrofi otot :
    Diperoleh apabila tidak ada lagi pemberian beban dan asupan nutrisi yang cukup sehingga terjadi pengurangan massa otot yang menyebabkan otot-otot yang dilatih menjadi loyo.
  8. Fungsi aktin dan myosin pada otot : alat penghubung antara saraf-saraf dengan otot-otot tubuh.
  9. Otot yang hipertrofi berkontraksi lebih kuat karena peningkatan volume sel sehingga banyak energy yang dihasilkan oleh mitokondria yang menyebabkan otot berkontraksi lebih kuat
  10. Fungsi mioneural junction :
    Sebagai penghubung antara saraf-saraf dengan aktin dan myosin pada otot.
STEP 4 :



STEP 5 :

  1. Defenisi otot
  2. Mekanisme kerja otot, anatomi otot, histology otot
  3. Defenisi hipertrofi otot, histology, mekanisme kerja otot
  4. Articulatio
  5. Rangka
STEP 6 :
 
       Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.


Sel otot merupakan sel dengan banyak nuklei yang terjadi karena proses fusi dari sel mioblas.[1]. Jenis-jenis otot yang ada dalam tubuh :

Otot lurik
Memiliki desain yang efektif untuk pergerakan yang spontan dan membutuhkan tenaga besar. Pergerakannya diatur sinyal dari sel syaraf motorik. Otot ini menempel pada kerangka dan digunakan untuk pergerakan.

Otot polos
Otot yang ditemukan dalam intestinum dan pembuluh darah bekerja dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf otonom.[2] Otot polos dibangun oleh sel-sel otot yang terbentuk gelondong dengan kedua ujung meruncing,serta mempunyai satu inti, seperti yang terlihat pada gambar

Otot jantung
Otot yang ditemukan dalam jantung ini bekerja secara terus-menerus tanpa henti. Pergerakannya tidak dipengaruhi sinyal saraf pusat.

Mekanisme kontraksi Otot
dimulai dengan pembentukan kolin menjadi Asetilkolin yg terjadi di dalam otot. Proses itu akan diikuti dengan penggabungan antara ion kalsium, troponium, dan tropomisin. Penggabungan ini memacu penggabungan miosin dan aktin menjadi aktonmiosin. Terbentuknya Aktonmiosin menyebabkan sel otot memendek (Berkontraksi) pada plasma sel, ion kalsium akan berpisah dari troponium sehingga aktin dan miosin juga terpisah dan otot akan kembali relaksasi.
Yg terjadi pada waktu kontraksi, filamen Aktin akan meluncur atau mengerut diantara miosin kedalam zona H ( Zona H adalah bagian terang antara 2 pita), dengan demikian serabut otot memendek atau yang tetap panjang adalah pita A (pita Gelap), sedngkan pita I ( pita terang ) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.

Lalu ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisis menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yg berubah ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yg berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah pada saat ini terjadi relaksasi.


ENERGI PADA OTOT

ATP merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi Otot merupakan interaksi antara Aktin dan miosin yg memerlukan ATP
Atp →ADP+P Aktin + Miosin Aktonmiosin 
ATP ase 
Sebelum ATP berekasi dengan Aktin dan miosin terlebih dahulu ATP dipecah menjadi ADP dan Asam fosfat (H3PO4)
Dan jika kontraksi Otot terus berlagsung otot menggunakan cadangan energi dalam bentuk kreatinfosfat dan oksimioglobin.
Kreatinfosfat merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yg terdapat dalam konsentrasi tinggi otot yg selanjutnya kreatinfosfat dipecah menjadi kreatin dan asam fosfat dan membebaskan energi. Dan energi yg dibebaskan tadi digunakan untuk menyintesis ATP bersama ADP 
Kreatin
Fosfo kreatin + ADP Kreatin + ATP 
Fosfokinase
Dan pemecahan ATP dan Fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak memerlukan oksigen sehingga fase kontraksi otot disebut fase Anaerob
Jd pada kontraksi otot energi yg digunakan berupa ATP yg diubah menjadi ADP dan ADP bersama fosfokreatin mensintetis ATP.
Otot yg berkontraksi dalam waktu lama dapat mengalami kelelahan, hal ini disebabkan menurunnya ATP dan fosfokreatin, sedangkan ADP, AMP dan Asam laktat naik konsentrasinya dan kontraksi otot yg terus menerus bekerja memerlukan Energi banyak dan menghabiskan cadangan oksigen otot. Dalam keadaan demikian, Energi untuk kontraksi diperoleh dari pemecahan glikogen kram otot. 
Sehingga dalam keadaan istirahat, Otot berelaksasi dan Asam laktat dioksidasi menjadi Air (H2O) dan karbondioksida (CO2) dan membebaskan energi sehingga energi yg dibebaskan untuk pembentukan ATP dan Fosfokreatin yg digunakan untuk berelaksasi. Dan energi yang dibebaskan juga digunakan untuk membentuk kembali glikogen dari asam laktat 

SKEMA ENERGI

ATP →ADP+H3PO4+Energi ( untuk pemanfaatan seketika)

Kreatinfosfat → kreatin + H3PO4 + Energi (sintesis ATP dan ADP)

Glikogen →Asam laktat+Energi (untuk risintesis kreatinfosfat)

Asam laktat + O2 →H2O+CO2+Energi ( risintesis asam laktat menjadi glikogen)

Anatomi Otot


Histologi Otot

1.Otot lurik /otot motoritas /Otot rangka /Otot serat lintang /Otot volunter
  • Protoplasma mempunyai garis-garis melintang / myofibril heterogen
  • Myofibril berupa serabut ada yang kasar ada yang halus sehingga terkesan terlihat gelap dan terang (lurik)
  • Pada umumnya otot ini melekat pada kerangka sehingga disebut juga otot kerangka.
  • Otot ini dapat bergerak menurut kemauan kita (otot sadar)
  • Pergerakannya cepat tetapi lekas lelah
  • Rangsangan dialirkan melalui saraf motoris.
  • Inti sel jumlahnya banyak dan berada di tepi 



2.Otot polos /Otot tak sadar ( INVOLUNTER)

  • Protoplasmanya tersusun atas myofibril yang homogen
  • Licin tidak mempunyai garis-garis melintang sehingga terkesan polos
  • Otot-otot ini terdapat di alat-alat viscera dalam seperti ventrikulus, usus, kandung kemih, pembuluh darah dan lain-lain,
  • Dapat bekerja di luar kemauan kita (otot tak sadar) oleh karena rangsangannya melalui saraf otonom.
  • Inti satu di tengah
  • bentuknya seperti gelendong ujung menyempit tengah menggelembung


3.Otot jantung ( MYOCARDIUM) 

  • Bentuknya menyerupai otot serat lintang
  • Di dalam sel protoplsmanya terdapat serabut-serabut melintang yang bercabang-cabang
  • Fungsinya seperti otot polos, dapat bergerak sendiri secara otomatis
  • Mendapat rangsangan dari susunan otonom.
  • Otot semacam ini hanya terdapat pada jantung yang mempunyai fungsi tersendiri.

STEP 7 :

Anatomi otot ekstremitas atas ( superior )
  1. Otot ventral bahu
    -M. pectoralis major
    -M. pectoralis minor
    -M. subclavius
    -M. subcapularis

  2. Otot lateral bahu
    -M. deltoideus
    -M. suprasinatus

  3. Otot dorsal bahu
    -M. infraspinatus
    -M. teresminor
    -M. teres major
    -M. latissimus dorsi

  4. Otot ventral lengan atas
    -M. biceps brachii
    -M. coraco brachialis
    -M. brachialis

  5. Otot dorsal lengan atas
    -M. triceps brachii
    -M. anconeus

  6. Otot radial lengan bawah
    -M. brachio radialis
    -M. ekstensor carpiradialis longus
    -M. ekstensor carpiradialis brevis

  7. Otot permukaan ventral lengan bawah
    -M. fleksor carpiradialis
    -M. pronator teres
    -M. Palmaris longus
    -M. fleksor digitorum superfinalis
    -M. fleksor carpi ulnaris

  8. Otot ventral lengan bawah sebelah dalam
    -M. fleksor digitorum profundus
    -M. fleksor policis longus
    -M. pronator quadrates

  9. Otot permukaan dorsal lengan bawah
    -M. ekstensor digitorum
    -M. ekstensor carpiradialis longus
    -M. ekstensor carpiulnaris

  10. Otot dalam dorsal lengan bawah
    -M. abdutor policis longus
    -M. ekstensor policis brevis

  11. Otot-otot hypothenar
    -M. Palmaris brevis
    -M. abdutor digitiminimi
    -M. fleksor digitiminimi brevis
    -M. opponent digitiminimi
  12. Otot-otot thenar
    -M. abductor policis brevis
    -M. fleksor policis brevis
    -M. opponent policis
    -M. adductor policis


Anatomi otot ekstremitas bawah (inferior)
  1. Otot abduktor
    M. Abduktor maldanus
    M. Adduktor brevis
    M. Abduktor longus
  2. Otot ekstensor
    M. Rektus femoris
    M. Vastus lateralis eksternal
    M. Vastus medialis internal
    M. Vastus intermedial

  3. Otot fleksor femoris
    M. Biseps femoris
    M. Semi membranosus
    M. Semi tendinosus
    M. Sartorius
  4. Otot Tungkai Bawah Lutut
    M. Tibialis anterior
    M. Talangus longus
    M. Popliteus

Articulatio ( sendi-sendi pada tulang manusia)


Berdasarkan arah geraknya, persendian terdiri dari lima macam, yaitu sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi pelana, dan sendi geser.

Sendi peluru merupakan bentuk hubungan tulang yang memungkinkan terjadinya gerakkan ke segala arah. Contoh sendi peluru adalah hubungan antara tulang paha dengan tulang pinggul dan tulang lengan atas dengan tulang belikat.

Tidak ada komentar: